NISBAT LANGIT
Mungkin telah sampai padamu sebuah riwayat,
kisah purba lelaki yang melayarkan tekad
mengarungi separuh busur bulatan bumi.
Langit yang maha, laut yang maha
dimanakah batas bentang horisonnya?
Ada yang berdesir menggeragap di tiap bangun pagi
mendapati langit yang lain”: O alangkah beda
dengan lelangit biru semasa kanak dahulu.
Lalu ditandainya sekeping dua keping bintang
dirangkairekanya jadi sesuatu yang karib
dalam benak jiwanya: Scorpion, Orion, Gubuk Penceng dan Waluku.
Maka terangkumlah sinarnya jadi suar
memetakan arah timur barat
penanda jalan pulang
Sungguh, kaupun akan menjelma menjadi lelaki itu
menggeragap dari bangun kuburmu
menjumpai laut yang lain langit yang asing.
O, alangkah beda dengan lelangit masa hidupmu.
Barzah yang maha, mahsyar yang maha
dimanakah batas bentang khorisonnya?
Maka buatlah seulas tanda
gamitlah tahmid gemakan takbir dan tahlil menggigil
rangkum kerlipnya jadi suar
memetakan jalan sepanjang siroth
mnuju jalan Pulang
Sanggar IMAJI 1428 H
Komentar
Tulis komentar baru