Hujan telah turun, dia tak tahu harus
Berbuat apa, namun takdir memaksanya
Keluar dari peraduanya, berdiri, mematung
Membiarkan hujan membasahinya.
Hujan tak seperti biasanya, kali ini bagai jarum deras
Menusuk nusuk tubuhnya. orang orang yang tak perduli itu
menonton dari jendela
Tak ada yang mengenalnya, namun tuhan mengenalnya
Dengan sangat baik, dihapuskan air matanya, diseka keringatnya
Diluntukanya bersama hujan hujan yang terus mengalir.
Tuhan pun iba, tanganya regap menancap bumi
Secepat kilat, berupa kilat, cetar gelegar mengiringinya
Melewati batas alam fana.
Ketika kamu menjadi sepertinya, dunia akan mencibir
Sungguh, hanya tuhanlah kawanmu
Bersamanya dihapus air matamu, bersamanya diseka keringatmu
Namun tidak dengan dosa dosamu.
Komentar
Tulis komentar baru