gundahku pergi bersama kelam
membanting keras ego yang meraja
sisakan rasa bersalah yang mengiris dada
mengapa?
kataku serasa mati,
tak ada vokal pun konsonan
hanya terdiam
menangis,
menahan hujaman pedang kesalahan
darah
darah
darah
darah di hati, darah di mata...
Komentar
arni djenita ludji,
keren...membuat air mataku hampir menetes..
Apresiasiku . . .
Satu karya indah tentang sesal
lurus langsung ke pembaca
aku rasakan perasaanku mental
apresiasiku pada "penyesalanmu" pun tiba
Terus berkarya, saudari Arni Djenita !
Tulis komentar baru