Hey, pelayan! Kemari!
Di sini, sedia menu apa saja?
selain rotibakar dan kopihitam
yang harga tigaribuan, ada?
Diam ...
Kenapa hanya diam? Kau tak dengar?
Aku tadi memesan!
Cepat! Aku sudah kedinginan!
Masih diam ... Masih
begitu, sampai ke sekian
umpatan-umpatan dilontarkan
mendamprat tepat di hadapan.
....... (lima puluh detik kemudian)
Sambil menyeka airmata
yang mulai berjatuhan
dadanya bergetar, desir itu
ia melirih--pelan
: ... Aku juga ingin memesan
selain malam yang tanpa bintang,
selain puisi di tubuhmu yang kuyup; menggigil dan
butuh pelukan,
selain nafas yang tersengal,
selain ucapanmu yang kurangajar!
....... (Tuhan, Engkau Maha Tahu, Maha Mendengar)
kami di sini menjual
waktuwaktu hangat bersama keluarga terpenggal
dari kepalakepala kami yang bebal
agar bisa bertahan hidup dari kelaparan
dan kemiskinan.
"Baiklah, anda tunggu sebentar!"
"Sepuluh menit lagi pesananmu kuantar!"
"Selama itu, tolong jaga sikap anda!"
"Jangan banyak komentar!"
Dan terakhir :
"Jangan lupa bayar!"
-
(Beberapa saat yang lalu dari kursi tengah).
Banten, 2017.
Komentar
Tulis komentar baru