Aku tengah sendirian menikmati malam
Berdiri di atas bukit memandang cakrawala yang membentang
Rembulan purnama datang merayuku dengan senyumnya
Datang ia bersama kesunyian ini malam
Bersama awan keperak-perakan di ufuk langit
Bersama gemersik ranting cemara dihembus angin
Maka kami pun bercengkrama hingga penghujung malam
Dalam cengkrama itu maka terjadilah perselingkuhan
Tanpa diharapkan lalu lahirlah anak haram sebagai hasilnya
Anak haram itu kuberi nama: "Rindu"
Sebagaimana anak haram umumnya aku pun membencinya
Lebih-lebih lagi ia selalu mengikuti setiap langkahku
Suatu malam kutangkap rindu si anak haram itu
Lalu kulempar ia ke laut selatan nan garang
Sejenak ia tenggelam lalu muncul bersama gulungan ombak
yang disertai angin kencang bergerak ke pantai
lalu muncullah dewi laut. Katanya: "Jangan bunuh disini rindumu,
serahkan saja kepada api yang membara"
Lalu kubawa pergi rinduku mendaki puncak gunung merapi
Ketika tiba di puncaknya si anak haram itu segera kulempar
Ke dalam kawah merapi yang membara
Beberapa saat kemudian muncul lagi ia ke permukaan
Lalu berdiri di sampingku sambil membawa segenggam bara api
Lalu menceritakan tentang adanya cinta yang tak pernah kuketahui
Kemudian katanya:"Biarkan aku hidup, karena aku punya saudara kembar
bernama cinta. Rindu dan cinta tak ubahnya seperti bara dan api.
Cinta selalu bersama purnama, mengikuti setiap langkahnya
Selagi cinta masih hidup maka rindu tak dapat dibunuh
Kembalikan saja aku kepada purnama, ibu kandungku!"
Lalu kupanggil rembulan purnama sebagai ibu kandungnya
Kataku kepadanya:"Kau ambil dan peliharalah rindu dan cinta.
Karena aku tidak suka dengan kehadiran keduanya!"
Rembulan pun menjawab:" Biarlah kupelihara keduanya
'kan kubesarkan mereka di bawah naungan sinarku.
Bila suatu malam kau menatapku saat aku bersinar penuh
Maka kau akan melihat ada rindu dan cinta didalam pelukanku!!"
Komentar
Tulis komentar baru