Lama hilang malam ini bulan tampak lagi di celah awan hitam
Kuning lembut redup sendiri menyapa tanpa teman kemerlip
Apakah bulan yang datang akan menjadi teman sepanjang sunyi malam
Bersama membuai kenangan tentang indahnya sepasang mata saat berkedip
Ini malam indah sekaligus membawa sedih sehingga hati merintih
Karena jembatan kukuh yang menjadi rapuh semakin jelas akan runtuh
Kedip mata berbulu lentik alis hitam tajam meninggalkan jejak luka menganga
Bulan redup dan kerdip mata sama mengiris jiwa menoreh luka dan pedih
Jelaga duka bukit nestapa badai menerpa tak kunjung luruh
Melekat erat pada jiwa pada raga menemani malam panjang dengan sejuta kisah duka
Bulan kuning redup menyelinap kembali ke balik awan kembali malam menghilangkan bayang-bayang
Tapi kenangan tentang luka karena kilat mata enggan berlalu enggan beranjak
Pedihnya makin mencengkeram sakitnya makin menusuk melekat erat tak bisa hilang
Menjelma jadi kata menjadi kalimat menjelma menjadi bait-bait sajak yang tampak retak
202002092130_Kotabaru_Karawang
Komentar
Tulis komentar baru