Skip to Content

Sekelumit, Sebelum Kau Pergi

Foto olan sang ilalang

Dan aku masih memandangi senja semburat di wajahmu
ketika alunan angin mengantarkan gemuruh gelombang
pada waktu yang membelai impian kanak-kanak kita.
Belum saatnya kau menjadi kenangan, 
meski air mata terus merayakan kesedihan,
dan bibirku terus mengunyah kesabaran.
Pada sepi tak bertepi
Pada bongkahan karang, aku memintal doa
Sedangkan angin masih saja memapah rindu
Malam kian sunyi, derit ranjang yang menampung gairah kita,
masih belum tuntaskan ziarah aku pada hatimu
Di sini, namamu fasih aku dzikrikan,
terdengar perlahan di semesta sunyi.
Lalu kita rayakan segala kesedihan dengan pelukan paling erat.

Dan aku masih memandangi senja semburat di wajahmu

ketika alunan angin mengantarkan gemuruh gelombang

pada waktu yang membelai impian kanak-kanak kita.

 

Belum saatnya kau menjadi kenangan, 

meski air mata terus merayakan kesedihan,

dan bibirku terus mengunyah kesabaran.

Pada sepi tak bertepi

 

Pada bongkahan karang, aku memintal doa

Sedangkan angin masih saja memapah rindu

Malam kian sunyi, derit ranjang yang menampung gairah kita,

masih belum tuntaskan ziarah aku pada hatimu

 

Di sini, namamu fasih aku dzikrikan,

terdengar perlahan di semesta sunyi.

Lalu kita rayakan segala kesedihan dengan pelukan paling erat.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler