Semburat Sepi di ujung Harap
menghela napas panjang
ketika gulungan lembayung itu menerpa orange yang puncak awan yang berlipat
telisik punya telisik matahari yang mengintip dari ujung singgasananya
aku tetap berdiri
setatap dari lurusnya pandang mata yang perih karena airmata
sekitarku sepi
seakan angin ini menyanyikan kidungnya yang berisi kesunyian yang nyinyir
selewat lagi terpaan yang menggoyangkan rambutku
Tuhan
gurat-gurat di langit-Mu terlalu indah terlalu sempurna
seperti gurat sepi yang begitu membekas di dinding hati yang basah oleh airmata
bukan.
ini bukan diriku yang berdiri tegak menatap langit
tapi sisi lain dari keping hati yang berteriak soal sepi
ya. ini bukan diriku
aku masih punya harap
aku masih punya jalan meski setapak
1 maret 2012
Komentar
kita tak sendiri
tertatih mencoba berdiri
walau terasa berat tapi harus dilalui
tidak mudah merajut mimpi ditengah keputusasaan
melempar tali untuk menaiki tebing yang teramat curam
yang aku tahu kita tak pernah sendiri
karna Dia selalu ada dekat denganku juga denganmu
Tulis komentar baru