malam pekat angin dingin, pohon-pohon beku bisu
seekor burung di dahan kelam, larut menyimak gigil reranting
kerlip bintang di kejauhan, melintas cepat bagai fikiran
kusut, sekusut bulunya yang berguguran
dalam remang yang berantakan
dirabanya seikat bunga rumput yang dipetiknya siang tadi
diikatnya dengan bulu matanya yang berserakan itu
dikirimkannya kepadamu
terkasih, bebait terindah tapi tak jadi
tapi sudahlah ..., namun sebagai cuaca yang pernah ramah
sebagai musim dan impian yang pernah indah
biarlah sajak mengabadikannya
esok hari, ketika fajar merina pagi
bersama bayu dan tetes embun
persembahkan saja kicauanmu
, serima pantun menina rindu
Batam, 20.01.2015
Komentar
Tulis komentar baru