wajah itu wajah diri kita yang mencair dan selalu mencair berada dalam bejana waktu
meruang bukan dalam harapan kosong
bohong dan kejujuran berbaur seranjang seketiduran dalam kehidupan
berganti ganti topeng penampilan di panggung pertunjukan
sekali bundar cerah seperti purnama yang dipuja dimana mana
dielu elukan berhiaskan panji panji kebesaran
merasakan bulan madu sebelum akhirnya jenuh
saat ruang untuk bernafas semakin sempit dan kemelut kehidupan semakin menumpuk
berjuta mulut menganga berjuta wajah menengadah menjadi beban untuk ditanggulangi
berjuta ketidak adilan berjuta ketimpangan berjuta ketertinggalan
berjuta kepentingan menyeruak bersitegang saling tarik menarik
seketika itu juga wajah wajah berubah bentuk menjadi serigala yang ingin saling memangsa
aura wajah itu memerah menyala nyala bahkan kelabu padam mendekati kegelapan
bejana waktu tak lagi mampu menampung hasrat ambisi yang bergejolak
hasrat yang semakin beranting bercabang bagai tangan gurita menggengganm santapan empuk
bagai benalu yang mengisap saripati tanaman kebaikan dan...wajah pun berubah wujud
jadi kubus dadu yang terlempar di meja perjudian
semua bisa pupus samua bisa habis bahkan harga diri bisa tergadai
lalu wajah pun jadi lonjong memanjang kenyal dan semakin menebal dan..malu pun menghilang
tangan tangan pun menggapai memohon kepada siapa yang mungkin bisa menolong
tergantung pada wadah dimana wajah itu aman berdiam
dan saat tak ada lagi rasa aman bahkan keyakinan apa pun itu
ketika wadah pecah wajah itu wajah kita luruh ke bumi menjadi tua dan beku jadi debu tak berguna
Komentar
Tulis komentar baru