Dia menangis ditepian jalan muram.
dengan anaknya digenggam, lelah tak juga dirasa.
dari matanya menatap menembus kehidupan nyata.
Air matanya bukan tanda menyerah! tapi dialah sang wanita perkasa.
Setiap cucu hawa bertakdir halus rasanya.
dia hanya ingin bercerita, sebuah cerita.
dan harapnya, jangan menjadi iba!
dia genggam betul kenyataan hidup itu.
Wanita malang ditepi jalan gelap.
tuturnya sang lelaki perkasa telah lama berpulang.
benar-benar dihadangnya deru kehidupan.
dia lunglai, jatuh lengan sang anak dalam tidurnya.
dia berdoa, semoga sang mentari hanya meninggalkannya saat senja.
dia mengejar cahaya, lalu mendekap setiap suram.
dan pada kenyataannya dinegeri ini keadilan milik siapa??
bising ribuan suara kendaraan menjadi saksi, pernah bercerita wanita perkasa tepat ditepinya.
Komentar
Tulis komentar baru