Skip to Content

#cerpen

Dendam Maria

Sore hari ketika Ali mati dihadapannya, Maria sedang membenarkan letak kerah baju kemejanya. Sekitar 20 detik yang lalu, sambil memoleskan gincu pada bibirnya yang agak basah, Maria memandangi Ali yang sedang sekarat dengan tatapan yang biasa-biasa saja, di atas kasur pada kamar hotel yang baru ia dan Ali singgahi kira-kira 25 menit sebelumnya.

Tenda Biru

 (Tak sengaja lewat depan rumahmu.  Ku melihat ada tenda biru. Di hiasi indahnya janur kuning.  Hati bertanya pernikahan siapa?  Tak percaya  tapi ini terjadi kau bersanding duduk di pelaminan. Air mata jatuh tak tertahankan. Kau hianati cinta suci ini.  Tenda Biru- Desy Ratna sari)

Sepertiga Matahari

Sepertiga Matahari

PENGHUNI RUMAH TUA DI SUDUT JALAN

Senja belum hilang sempurna dan malam telah berangsur datang.  Suasana remang. Aku kembali lewat di depan rumah tua itu.  Letaknya di ujung jalan. Tempat yang harus kulewati setiap kali pulang dan pergi bekerja.  Selama belasan tahun aku berlalu-lalang di tempat itu, dan baru kemarin sore aku menaruh perhatian khusus terhadap rumah itu.

SENJA BIRU DI SELAT SUNDA

Aku harus pulang, kembali ke kampung halamanku di tepian Sungai Komering.  Bandung segera akan menjadi Kota Kenangan. Sambil berkemas-kemas pikiranku melayang jauh ke kampung halaman, memikirkan keadaan ubak yang tengah kritis tersebab kanker di tubuhnya.

BIARKAN SEJENAK AKU MENANGIS

Bila hidup ini adalah anugrah maka bagiku anugrah itu adalah suka dan duka yang selalu silih berganti. Bila hidup ini adalah derita maka derita itu bagiku adalah nafas dari kehidupan itu sendiri.

KUNDAN

“Tahukah engkau siapa itu yang namanya Kundan?” tanya mama. Kulihat matanya bening karena linangan air mata. Bibir mama bergerak seakan ada kata-kata yang hendak disampaikannya namun terasa berat.

MencintaiMu Dalam Diam

Tentang kamu ... :)

LUKISAN KUCING BERSERAGAM PERWIRA

LUKISAN KUCING BERSERAGAM PERWIRA

Cerpen: Sri Wintala Achmad

 

Anakku Dan Sebilah Pisau

Di desa Alangsibak ada sebuah bukit indah yang bernama Tapal, Bukit itu tidak terlalu jauh dari pemukiman warga setempat. Bukit Tapal menjadi penopang kehidupan warga desa, dengan dedaunan yang memancar segar, udaranya pun bersih, serta air jernih yang menderas di lereng-lereng bukit menambah suasana tentram dan nyaman desa tersebut.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler