KASAK KUSUK
Oleh : Sugi Hartono
PANGGUNG REMANG. HANYA SUARA KRUSAK KRUSUK YANG TERDENGAR. REMANG PANGGUNG MAKIN GELAP. BUNYI GESEKAN BATU, TIBA-TIBA SEBUAH LILIN MENYALA.
PEMAIN 1
Mati lampu lagi. Lagi-lagi mati lampu
Sampai kapan terus begini?
Jika begini terus bisa-bisa jadi kampung hantu.
Duh gusti, apakah mereka tidak berpikir?
DARI BELAKANG PANGGUNG SUARA MENJAWABNYA TAK BEGITU LAMA SESEORANG DATANG MEMBAWA LAMPU TEPLOK
PEMAIN 2
Iya. Jika terus-terusan begini gimana mau mengerjakan sesuatu
PEMAIN 1
Ku kira siapa
PEMAIN 2
Memangnya siapa?
PEMAIN 1
Hantu !
PEMAIN 2
Enak saja, jelas-jelas aku manusia
PEMAIN 1
Iya, tadi memangnya kamu sudah di sini?
PEMAIN 2
Tidak, aku kan baru datang
PEMAIN 1
Sebab itu ku kira hantu
PEMAIN 2
Aku manusia, ini di depanmu!
PEMAIN 1
Memangnya kamu dari mana?
PEMAIN 2
Dari kali
PEMAIN 1
Ngapain ke kali malam-malam begini?
PEMAIN 2
Cari wangsit
PEMAIN 1
Wangsit?
PEMAIN 2
Iya wangsit
PEMAIN 1
Untuk apa?
PEMAIN 2
Untuk menafsirkan kenyataan
PEMAIN 1
Ada apa dengan kenyataan?
PEMAIN 2
Ada-ada saja, hari ini mati lampu tanpa sebab
Tanpa aba-aba, mereka seenaknya saja!
PEMAIN 1
Lalu apa hubungannya dengan wangsit?
PEMAIN 2
Kejelasan! Siapa tau ada jawaban di kali
Buktinya banyak orang yang mencari wangsit untuk sesuatu
Bahkan mencari keberkahan dari bisikan ghaib katanya
Dulu saja, mereka menghina kaum kita Jawa yang katanya animismelah inilah itulah
Nah sekarang mereka dengan sadar mengerjakan itu.
PEMAIN 1
Iya, bukankah semenjak dulu kaum kita sudah seperti itu? lalu Apa wangsit bisa menyalakan lampu?
PEMAIN 2
Bisa, lihat saja nanti pasti lampunya akan hidup!
PEMAIN 1
Benarkah?
PEMAIN 2
Iya, jika tidak lampuku ini akan mati kehabisan BBM
PEMAIN 1
Memangnya motor?
PEMAIN 2
Memangnya Cuma motor saja yang pake BBM?
Lampuku ini juga butuh BBM, tanpa BBM nggak bisa hidup
Lihat kampung sebelah. Mereka tak ada BBM kampungnya mati
PEMAIN 1
Kampung sebelah? Bukannya di sini tak ada kampung sebelah?
Kalo kuburan ada.
PEMAIN 2
itu!
PEMAIN 1
Mana?
PEMAIN 2
Itu kampung pengekspor
PEMAIN 1
Itu bukan kampung. Itu rumah
PEMAIN 2
Iya rumah abadi maksudmu?
PEMAIN 1
Benar.
PEMAIN 2
Mereka sangat mengecewakan, punya hasil sendiri, semua di eksporkan
Akhirnya kampungnya seperti kampung mati
PEMAIN 1
Ah itu menurutmu saja, mereka pandai menghitung
Tidak seperti kita
PEMAIN 2
Tapi salah perhitungan!
PEMAIN 1
Kenapa? Bukannya untuk mensejahterakan orang kampung itu sendiri?
PEMAIN 2
Kalau memang benar yang kamu bicarakan
Buktinya mereka tak punya lampu, kita juga beli dari mereka kan?
PEMAIN 1
Masalah wangsit? Apa sudah sampai kesini? Untuk apa beli minyak?
kamu bilang pake wangsit saja
PEMAIN 2
Mungkin lagi di perjalanan, tadi aku lupa nanya padanya.
Memang kamu pikir ini negeri mimpi?
PEMAIN 1
Mimpi? Aku tak mimpi,(menampar pipinya) aduh! Nah kan aku tak mimpi
PEMAIN 2
(geleng-geleng) kamu tau wangsit?
PEMAIN 1
(menggelengkan kepala)
PEMAIN 2
Wangsit itu bisikan ghaib.
PEMAIN 1
Lhoh, tadi kamu bilang bisa menghidupkan lampu?
Jadi siapa yang menghidupkannya? Hantu?
PEMAIN 2
Yang menghidupkan bukan wangsit, tapi mencari cara agar lampu bisa hidup
Wangsit hanya perantara memecahkan masalah.
PEMAIN 1
Wah hebat ya wangsit bisa memberi petunjuk, andai saja mereka bisa memberi tahu perdamaian di negeri ini. Pasti tak ada lagi, sikut sana sikut sini, domba-domba adu tak mungkin lagi tertembak mati di kambangan. Andai saja... pasti negeri ini damai
PEMAIN 2
Mimpi kamu. Mereka akan selalu seperti itu. Selagi wangsit belum bisa mendatangkan uang maka perpecahan tetap akan terjadi.
PEMAIN 1
Lagi-lagi wangsit memang hebat, bisa memberikan uang. Oh andai saja aku bertemu.aku akan..
PEMAIN 2
Meminta duit? Dasar !
TIBA-TIBA LAMPU BERKEDIP-KEDIP DAN MENYALA NAMUN TAK TERLALU TERANG , REMANG-REMANG SAJA
PEMAIN 1
Akhirnya lampunya hidup. Nanti ajari aku cari wangsit ya
Kalo aku ada masalah tinggal menemuinya
PEMAIN 2
(geleng-geleng)
LAMPU GELAP KEMBALI. MAKIN LAMA-MAKIN MENERANG. TAPI TAK TERANG.SESEORANG DATANG MELIHAT-LIHAT KESANA KEMARI.
PEMAIN 3
Pada kemana mereka? Oi... kalian kemana? Kalian kemana? Halo!
Ada orang gak sih disini?
Ah mereka tak ada disini, atau mereka sedang... sedang...
Bukannya hari ini hari Senin?...
Ah tak mungkin
Mereka pasti ada disini. Biasanya begitu
(jalan pelan namun masih mencari-cari kesana kemari)
PEMAIN 4
Kamu cari siapa?
PEMAIN 3
(kaget)Itu...mereka yang biasa di sini
PEMAIN 4
o... orang-orang itu
PEMAIN 3
Iya, soalnya kita mau rapat
PEMAIN 5
(berlari) tu...tu...tunggu aku sudah telat ya? Sudah mulai rapatnya?
PEMAIN 3
Ini saja aku sedang mencari, kamu tau mereka?
PEMAIN 5
Ka..ka...katanya mereka mau...hah napasku rasanya putus
PEMAIN 4
Kamu ini. Sudahlah kalo mereka tak datang kita lakukan sendiri saja
Kita masih banyakkan?
PEMAIN 3
Tapi, nanti jika ketauan mereka pasti akan marah
PEMAIN 5
Kenapa? Bukannya sudah kesepakatan? Salah sendiri
Harusnya mereka sudah disini saat jam perjanjian kolega kan?
PEMAIN 4
Iya, sudahlah kita mulai saja, sekarang sudah jam berapa?
Waktu adalah uang, jika ada uang abang kusayang jika tak ada uang abang kubuang.
Lemari kosong. Dapur kosong. Brangkas kosong. Semuanya sudah kosong di gerogoti tikus.
PEMAIN 3
Ok..ok kita mulai, sudah hampir jam satu malam. begini aku selaku kepala desa memberi perintah
Kamu lihat beberapa masyarakat disini, jika ada yang mencurigakan
Segera melapor
Nah kamu, ada berita bahwa masyarakat sering sekali ke kali katanya cari wangsit. Kamu lihat apa yang terjadi di sana. Aku disini cari rejeki. Sambil liat jika ada tikus.
PEMAIN 5
Hah tikus? Kita ini sebenarnya mau ngapain? Nangkap tikus? Kan kita sama-sama tikus?
PEMAIN 3
Sudah-sudah lakukan saja. Rapat selesai!
PEMAIN 4 DAN 5
(MENGANGGUK-ANGGUK)
PEMAIN 5
Hanya ini rapat kita?
PEMAIN 3
Lalu harus berapa lama? Nanti kita terlalu lama ketauan kalo mau...dan kalian juga
Pada tidur nanti seperti kebiasaan lama. Sedang rapat kau malah tidur. Sudah lakukan saja apa yang ku perintah.
PEMAIN 4
Jangan mendeskriminasi begitu. Siapa tau kamu juga sama.
PEMAIN 3
Siapa yang mendeskriminasi? Dan siapa yang mau menghina diri sendiri?
PEMAIN 4
Nah itu banyak sekali kulihat di TV deskriminasi tak jelas.
Siapa yang tau dalam remangnya malam
Ada aku dengan posisiku, kamu dan dia diposisi masing-masing
Luar biasa bukan?
PEMAIN 3
Sudah-sudah nanti keburu kelihatan orang.
PEMAIN 5
Aku melihatnya
PEMAIN 3
Kamu kan kuperintah.
Sudah ayo lekas bekerja
LAMPU MEREDUP. BUNYI BEBERAPA ORANG SEDANG MEMBICARAKAN SESUATU. LAMPU MULAI MENYALA.
PEMAIN 6
Kali itu sudah menjadi lautan manusia mencari wangsit, jika tidak segera diluruskan bisa-bisa kita kena batunya. Ini tidak sejalan dengan keyakinan. Mereka mau membuat bencana untuk dirinya sendiri.
PEMAIN 7
Benar kang, penduduk kampung ini sudah menggali kuburannya sendiri, tapi pandainya mereka memakaikan topeng keberkahan atau perantantara untuk aksinya itu.
PEMAIN 8
Lalu apa yang harus kita lakukan kang?
PEMAIN 6
Jangan gegabah, nanti bisa runyam.
PEMAIN 8
Runyam bagaimana?
PEMAIN 7
Mereka akan balik menyerang kita, karena kelompok kita hanya sedikit
TIBA-TIBA PEMAIN SATU DAN DUA DATANG DI TEMPAT ITU
PEMAIN 1
Bagaimana menurutmu? Wangsit itu benarkan?
PEMAIN 2
Wah benar kang, kamu memang hebat kang.
SALAH SEORANG DARI ROMBONGAN ORANG ITU MENEGURNYA.
PEMAIN 7
Kalian dari kali juga?
PEMAIN 2
Iya, kenapa? Kalo kalian ini berminat, cepat kesana. Disana bisa mencari apa saja termasuk batu mulia
PEMAIN 6
Saya tidak tertarik, maaf jika boleh bertanya. Apakah kalian dalang dibalik semuanya?
PEMAIN 1
Dalang? Saya bukan dalang, tapi saya kuncen.
PEMAIN 6
Maaf maksud saya, apakah kalian penyebab ini semua?
PEMAIN 2
Penyebab apa?
PEMAIN 6
Penyebab masyarakat lebih suka ke kali ketimbang kesurau
PEMAIN 2
Bukan, saya hanya memberi tahu bahwa saya pernah diberikan wangsit waktu saya kekali
Nah mereka mengikuti saja. Ini contohnya batu ini. Kata bisikan itu, batu ini bisa mengobati segala penyakit dan kesusahan lainnya.
PEMAIN 6
Maaf bukankah itu syirik?
PEMAIN 1
Syirik? Masih percaya? Kalau memang syirik, mengapa banyak orang yang mencari keberkahan di tempat-tempat yang diyakini sakral? Di antara mereka itu banyak orang-orang tinggi yang mengabdikan diri?
PEMAIN 8
Pantas saja
PEMAIN 2
Pantas saja apa?
PEMAIN 8
Pantas saja kelakuan mereka sama
PEMAIN 2
Sama? Sama sama apa?
PEMAIN 7
Sama-sama budak!
PEMAIN 1
Hus! Nanti kamu kena tulah
PEMAIN 7
Tulah apa?
PEMAIN 2
Tulah dari penjaga kali, karena kamu menghinanya, nah lhoh itu kamu pake batu.
PEMAIN 6
Ini batu pemberian guru saya. Sunah katanya
PEMAIN 1
Katanya syirik?
PEMAIN 6
Beda, ini bukan sembarang batu, batu ini langsung diberikan kepada kami
Apakah syirik? Kami hanya memakainya saja
PEMAIN 2
Apa kamu mempercayainya mempunyai kekuatan?
PEMAIN 7
Bukannya sudah dikatakan bahwa batu ini sunah untuk memakainya
PEMAIN 1
Sunah?
Itu sama saja!
Ah ngakunya orang yang beragama, masih percaya sama batu!
Bukankah semua kekuatan dari Tuhan?
LAMPU PANGGUNG MEREDUP, ADA SUARA. SUARA ITU TAK BERSUMBER DARI ARAH, TIBA-TIBA MENGGEEMA. MEREKA SALING BERTANYA SIAPA.
PEMAIN 3
Siapa? Suara siapa itu?
PEMAIN 5
Mungkin bisikan ghaib saja kang.
PEMAIN 4
Hantu maksudmu?
PEMAIN 5
Bukan, wangsit seperti yang dikatakan orang-orang yang ke kali itu.
BEBERAPA SAAT SUARA ITU HILANG MEREKA MASIH BERTANYA-TANYA. SUARA ITU MUNCUL KEMBALI. SEMUA YANG ADA KEBINGUNGAN MENUMPUK JADI SATU.
PEMAIN 2
Ini salahmu!
PEMAIN 3
Salahmu!
PEMAIN 6
Salah kalian semua!
PANGGUNG GADUH DENGAN SALING MENUDUH, HAMPIR SAJA PERTEMPURAN TERJADI. SUARA ITU KEMBALI
Inilah wajah kita! Bukan pada siapa atau pada bendera mana harus memihak tapi pada bendera merah putihlah yang harus dikibarkan. Save Indonesia di hati! Indonesia tak akan merdeka jika saling mendeskriminasi satu sama lain. Kita semua sama. Indonesia!
Ginjai, 02 Januari 2015
Komentar
Tulis komentar baru