Tak perlu banyak bicara kepada sesama manusia. Setiap gerak-gerik kita akan selalu terbaca dan tertawan dalam pikir mereka. Bahkan dihari liburpun mereka masih saja begitu. Duka nestapa dan wajah senangmu tak lagi dapat kau sebut-sebut. Tanpa adanya alasan untuk bercengkrama dan berpuisi dikala hangatnya sinar matahari menerpamu adalah wujud ketenanganmu. Butuh berapa lama kamu menyadari semua itu? Pertanyaan yang tabu.
Tak usah kau pikirkan tentangku. Pikirkanlah rumah tempat tinggal lestarimu. Hari libur tak akan pernah membahas dirimu. Ia sibuk bermain dengan mereka yang merasa punya waktu untuk bertamasya bersama siapapun. Kau hanyalah aktor pendukung dalam lini kehidupanmu. Rumahmu tak lagi sesemerbak air mawar di kolam ikan dekat kamarmu. Begini...... Kekasihku, sampai kapan kamu terus berharap kepada seorang makhluk?
Komentar
Tulis komentar baru