Syukur dan Kufur Nikmat
Alkisah, Ada tiga orang pemuda yang terkena penyakit yang sulit disembuhkan oleh tabib manapun. Ketiga pemuda itu terkena penyakit Kusta, Kepala Botak, dan Tidak bisa melihat atau Buta. Ketika pemuda itu selalu menjadi bulan-bulanan masyarakat. Mereka diejek, dimaki, dicaci, di bentak-bentak, bahkan diperlakukan sangat tidak wajar. Si Kusta berkata. ”Ya, Allah dosa apa yang telah hamba perbuat hingga engkau menguji hamba dengan penyakit yang menjijikkan ini.”
Kusta adalah penyakit yang menimbulkan bau menyengat. Sangat.
Si Kusta dikucilkan oleh masyarakat hingga ia di usir dari perkampungan warga
Hancur lebuh hati si kusta kala itu. Ia menuju ke arah Barat
.......
Di tempat lain pada waktu yang bersamaan
Si Botak mengalami hal yang serupa, hal yang dialami oleh si Kusta.
Si Botak dikucilkan dan diusir dari perkampungan. Ia menuju ke arah barat.
Di perkampungan lain
Si Buta berjalan ditemani tongkat kayu itu. Ia bahkan pernah ditipu oleh pembeli ketika ia menawarkan perbekalannya yang masih tersisa. Seharusnya perbekalan itu dibayar 5 perak tetapi ia menerima 2 perak. Ketika ia membeli roti untuk makan siang, penjual roti berkata bahwa uangnya kurang. 2 potong roti seharaga 4 perak. Tapi si Buta hanya memberi 2 perak. Si Buta mahpum. Ia hanya mendapatkan roti 1 potong. Dirinya sadar bahwa ia telah ditipu. Ia tidak tahu harus menuju kemana. Ia terus berjalan dan berjalan. Tak tentu arah.
Di persimpangan jalan SI Kusta, Si Botak dan Si Buta bertemu. Mereka mengalami nasib yang sama. Mereka saling berkenalan dan berbagi asa.
Detik kemudian mereka berpisah.
Si Kusta bertemu dengan tabib yang sakti dan mampuni. Tabib tersebut mengobati penyakitnya hingga sembuh total, ia diberikan sepasang kambing untuk dipelihara. Jadilah si Kusta peternak kambing yang sukses.
Si Botak bertemu dengan tabib yang sama. Tabit yang mengobati si Kuta. Tabib tersebut mengobati dan rambutnya pun tumbuh. Tabib memberikan sepasang biri-biri untuk dipelihara. Jadilah ia peternak biri-biri kenamaan
Hal serupa dialami si Buta. Ia bertemu tabib yang sama yang ditemui oleh temannya si Kusta dan si Botak. Si buta menceritakan kisahnya. Tabib itu mahpum dan seketika itu juga si Buta bisa melihat. “Alhamduliilah, terima kasih Allah” rasa sukurnya kala itu. Tabib itu memberikan sepasang sapi untuk dipelihara. Jadilah ia peternak sapi yang namanya termasur.
Pada suatu ketika, ketika mereka sudah sukses, Allah menguji mereka. Tabib itu menyamar layaknya yang mereka alami sebelumnya. Tabib itu menyamar sebagai orang yang terkena penyakit kusta dan datang pada peternak kambing, namun sayang peternak kambing itu tidak mensyukuri nikmat Allah hingga Allah melakantnya. Ia menderita penyakit kusta lagi. Penyakit yang menjijikkan.
Hal yang sama dilakukan kepada temannya yang menderita kepala Botak. Tabib itu menyamar sebagai pria berkepala botak untuk menguji peternak biri-biri. Tabib itu dimaki dan dihina. Allah menurunkan azabnya hingga semuannya kembali sedia kala. Kepala peternak biri-biri itu yang rambutnya sudah tumbuh lebat, tiba-tiba rontok satu persatu hingga tak tersisa. Ia menyesal karena tidak menyukuri nikmat
Brebeda halnya dengan si Buta. Ketika tabib itu menyamar sebagai pria buta datang menemui peternak sapi yang sukses, meminta sedikit perbekalan untuk melanjutkan perjalanan. Ternyata diluar dugaan, jangankan perbekalan. Sekantong emas disediakan dan diberikan kepada pria buta itu.
Tabib itu tidak menerimanya. Ia menjelaskan semuanya
Tabib itu adalah nabi yang diutus Allah untuk menguji ketiga anak adam yang terkena penyakit kusta, botak dan buta.
Si Kusta dan Si Botak tidak mensyukuri nikmat hingga keadaannya kembali seperti sedia kala sedangkan si Buta pandai bersukur hingga Allah memberikan nikmat-nikmatNya.
Notabene:
Tulisan ini terinspirasi dari vidio film "Syukur dan Kufur Nikmat"
Komentar
Tulis komentar baru