Matamu,
Selalu ku pandang dari ujung dipan dikamar
Kala menengadah memandang langit
Terkadang, wajahnya sayu dan mendung
padahal masih pagi
Memang, langit jendela pertemuan kita dengan semua orang
Bukan,
Bukan awan yang membentuk wajahmu
Hanya saja, kau masih bersisa dikepalaku
Dalam memori yang tak mampu aku hapus sendiri
Walau akan hilang dimakan waktu
Aku berharap juga begitu
Imajinasiku memang masih mampu menggambarkan senyummu
Meski hidungmu yang mancung perlahan sirna dari pandanganku
Dari hari ke hari, wajahmu semakin kabur dari hidupku
Sampai saat ini aku masih rajin menggambar keluguan itu
Seperti ada rasa takut kehilangan binar matamu
Karena matamu selalu aku gambar di kanvas langit mendung
atau saat ribuan kelip bintang mengejekku,
menggoda kau dan aku
Apalagi saat hujan turun
Aku dapat melihat diriku pada matamu
Komentar
Tulis komentar baru