lihatlah lubang luka tempatku
yang berbungkus dengan air mata
tak ada tempat lagi
untuk mengajak cerita berdialog
dan yang paling pedih
adalah aku yang mengurai air mata
karena tabu
di matamu dan dunia
tapi desakan perih
mendorong hasrat yang coba kubelenggu
aku laki-laki dengan air mata darah
aku laki-laki dengan air mata nanah
aku laki-laki dengan air mata kabut
aku laki-laki dengan air mata hujan
mencoba mengurai apa yang bisa
aku urai
mencoba memilah apa yang bisa
aku pilah
tapi cinta dan luka
telah kekal di tempatnya
tapi air mata dan perih
telah abadi di dasarnya
aku laki-laki dengan air mata samudera
tak mampu menerima
tapi dengan apa kutolak
kebisuan
keheningan
kelemahan
membungkus jiwaku yang bebas
(2012)
Komentar
Tulis komentar baru