Ketika kau mengaku cinta lalu dengan pengakuan itu bibirmu kau hiasi dengan dusta
Lalu dengan dusta itu kau bangga karena kau merasa telah memenangkan perang
Itu adalah awal dari malapetaka yang akan membawamu ke dalam derita
Tapi pikiran dan perasaanmu pasti menolak karena derita itu belum terasa sekarang
Seketika Hawa menelan buah terlarang dan melihat dirinya telanjang
Buah yang sama juga telah kau telan ketika dalam pelukannya engkau terbakar menggelinjang
Kau tidak sadar itulah api asmara yang akan menggeleparkan dirimu panas terpanggang
Kau pasti menolak untuk disebut bodoh karena buah terlarang itu rasanya semanis madu
Kau pasti menolak disebut gegabah karena memang pelukan itu yang jadi mimpimu selalu
Jangan sebut aku tak mengingatkan karena semuanya telah aku ceritakan sejak dulu
Aku tidak akan terkejut jika esok lusa dusta semerbak harum menghias bibir
Dari tonggak ke tonggak dusta tumbuh subur seakan tidak akan berakhir
Aku tidak akan menertawakan dirimu juga tidak akan mencibir
Karena kisah utuh tentang dirimu dalam takdir telah terukir.
201908081921_Kotabaru_Karawang
Komentar
Tulis komentar baru