meliukliuk di antara angin yang kepayang
menambah ranum cinta yang selama ini kupendam
bersama pucukpucuknya yang bersemi tiap petang
ranum itu semakin segar
embun yang membangunkanku keesokan harinya
membuatku sadar akan arti dirinya bagiku
tanpa melihatnya hariku lelah
hampir tiada kurasa kehidupan
begitu nelangsa
saat angin membawanya pergi
dia bilang memang sudah saatnya
layu. waktunya bersua dengan tanah
hatiku pun ikut layu
aku sedikit sakit hati dengan angin yang membawanya pergi
mengapa harus
mengapa dia mengambilnya dariku
ahh..daun itu
daun pertama yang kupandang
ketika bersama cintaku
daun itu yang kumiliki untuk mengenang dia
yang kini telah tiada
ranumranum yang kini bersemi di pucukpucuk
itu tak seperti ranum cintaku
hingga saat ini
namun daun itu tetap milikku
selamanya
Komentar
Tulis komentar baru