Rintik menyapa:
Aku datang untukmu, Senja
Diutus Mahaagung karena keluhanmu
IA mendengarkanmu
Tanya Senja:
Doaku yang mana?
Rintik, tunjukan kamu datang untukku
Jangan memberiku harapan palsu
Rintik berkata:
Tentang cemburumu pada Pagi yang buta
Perihal Embun yang hanya mau menemani Pagi semata
Aku datang untuk menangis bersamamu, Cinta
Rengek Senja:
Aku berterima kasih padamu, Rintik
Namun, mengapa hanya tangis bersama?
Tinggallah biar aku tak lagi merasakan terik
Rintik berujar:
Aku tidak lebih baik dari Embun
Setidaknya hanya cinta Pagi yang Embun kejar
Sementara aku bisa datang pada siapa pun
Timpal Senja:
Kamu memanggilku ‘Cinta’
Bukankah itu berarti hanya aku?
Aku tak percaya ada yang lain padamu
Rintik dengan cepat membantah:
Sadarlah!
Kamu milik Maharaja Surya
Cuma kamu yang diseret ke peraduannya
Rintik melanjutkan:
Tahukah kamu mereka semua cemburu padamu?
Cukup kutahu cintaku tidak bertepuk sebelah tangan
Aku merindumu dan dalam tangis akan selalu merindumu
Senja membisu
Serombongan camar melintas pulang
Senja berharap terucap kata cinta lagi demi menepis ragu
Rintik hanya menangis enggan buat mengulang
Kupang, 28 Juli 2020
Komentar
Tulis komentar baru