aku menggigil bukan karena dinginnya musim salju benua lain
aku menggigil ditengah gerah darah yang mendidih
menyaksikan di layar kaca
pertikaian demi pertikaian sesama anak manusia
masih adakah kau indonesiaku berdiri tegak
dengan benderamu yang merah putih
dan garuda di dada para pemuda
berdiri didepan bersama menciptakan
dunia yang damai
duduk sama rendah, tegak sama tinggi
sebagai bangsa bermartabat
wahai garudaku yang sayapnya patah tersungkur di bahrain
dan dibeberapa contoh lain
garuda yang terseok sakit, tersambar puting beliung
terguncang gempa, tergusur lahar
tersapu tsuname politik
tergenang lumpur
serta erupsi korupsi
garudaku tak mampu bebas terbang
dengan gagahnya diatas langitnya sendiri
kau tersandera garudaku, tapi
kau aman sembunyi diketiak amrik
yang baunya terkadang anyir menjijikkan
orang-orang licik negeriku
tega-tegamu kau berdusta
tentang kemakmuran yang merata
negeri yang aman sentosa
padahal yang lapar disana-sini
yang garong disana-sini
masih bersimaharajalela dimana-mana
aku menggigil bukan karena dinginnya musim salju benua lain
tapi aku menggigil karena lapar ditengah banjir yang tak kunjung surut
mengenangi kota dan desaku
banjir korupsi, banjir propokasi, banjir demonstrasi, banjir irihati, banjir arogansi
dan banjir batu yang melayang
anak bangsa yang tawuran
bumi negeriku tak lagi ramah seperti dulu
karena dari rahim bunda pertiwi
telah lahir putra-putri yang semakin pintar, semakin percaya diri
untuk menantang segala bentuk tirani dengan tirani
barangkali sebentar lagi kau tergusur
dari kemerdekaan bicara
demi rakyat yang kau bela
demi visi misi yang kau emban
atau kau hanya menjual sesuatu
atas nama rakyat yang tak tahu menahu
karena sejarah selalu terulang
kamu akan dibungkam dengan rayuan harta dan kedudukan
dilemahkan dengan kenikmatan libido
atau kau pilih popor senapan dan kerangkeng penjara.
demi cita-cita mulia
suatu negeri yang baldatun toiyyibatun warabbun gafoor
Komentar
Tulis komentar baru