Aku hanya sang pekelana
Bertempat
Rayuan bunga di Senja itu
Rayuan bunga di Senja
Harum kasih,aku buang
Supaya rindu dekat dikaldu
Sampai terpisah
Tak akan aku melupakan
Bila aku jauh
Bunga di senja itu
Surya aku tunggu di sungai itu
Tubuhmu aku tatap tajan
Namamu di mantraku
Memperdaya dirimu
Aku bawa pergi entah kemana
Hanya rayuan semata
Mengapa engkau sendiri
Aku takut pada tidur,malam itu
Tak beralas pada mimpi
Seperti gemuruh
Jiwa nan resah
Aku takut pada malam
Menyelip alas di langit-langit kamar
Jantung yang bersekat
Senja itu aku tunggu
Gelombang bertanya ke pantai
Mereka menebang pokok pohonku
Di lereng itu
Dan surga
Aku terlena dan kesendirian
Lukisan langit
Tatap senjak
Ini akhir perjalanan yang jauh
Melintasi arus dan buik
Mati apa rasa
Senja merah lukis cakra melintasi langit
Matahari pergi atas malam
Simak suara burung di pantai
Biar aku menyepi mencari garis langit
Di Kakibukit Aku Simpul Tali Awan
Aku awali suara gema di sudut tebing
Dan sunyi
Aku tak dapat berkata untuk memilih
Bukan untuk di pilih cinta
Jatuhlah daun kering di tanah basah menunggu ke sungai
Aku menyapa riang
Pada senja menitih teras menuju malam
Aku sudah sepi senja bulan sabit
Buat anak gadis berkerung
Aku pandang di hitam bayangmu
Bulan sabit
Langit tak berawan
Lukis rindu merah gadis kecil berkerudung
Menyemat manik
Sulaman tangan bunda
Gurun 2014
Komentar
Tulis komentar baru