adikku ingatkah kau
pada tiap rentang jelang lelap tiap malam lalu
saat-saat kantuk mulai mengendap menyerang kedua mata pikir dan hatimu?
perihari yang pasti melelahkan buatmu
dimana sebayamu tengah mengembangkan nafas bebas mereka
seturut dunia usia belianya
tapi kau seringkali terbekuk dalam alam atas jejakmu
aku pendengar setia semua umpat geram celotehmu akan
pemberontakan yang ingin kauledakkan pada keramik depan rumah itu
dan aku hanya selalu tersenyum mendengar suara amarahmu
pun aku kaujadikan hampar ledakan dadamu aku rela
adikku ingatkah kau
suatu masa aku pernah berkata
entah berapa lebar daerah arsiran antara jiwa kita
meski dunia akan terbahak atau mencela mati
ketika kita ditakdirkan berjalan berdua kelak menuju sirna
kita takkan pernah lupa akan Tuhan bukan?
tak seperti mereka yang lupa tersedak pongah
menghentak palu mengacungkan meterai siap tempel
seolah Tuhan tanpa mereka sendiri sadari
adikku apa kabarmu sekarang?
kakak rindu
Komentar
Tulis komentar baru