Masihkah hujan bermakna tawa untukmu, Kayla? Masihkah kamu mencari-cariku di celah jatuhan gerimis, ketika dingin membekap jantungmu dengan rindu dan ragu?
Masihkah wujud-wujud yang terkubur di alam bawah sadar menjadi panutan di atas segalanya? Masihkah angka-angka di bulan Penghujung menjadi riwayat yang sakral?
Entahlah, untuk saat ini aku tidak bisa lagi menerka peta-peta hatimu. Segala arah sudah patah, segala peta sudah terlipat, hati kita telah bersumpah untuk selamanya merentang jarak, membentang batas, menegas pisah..
Kita sama-sama terjebak dalam kenyataan muram. Menjadi manusia paling bersedih ketika musim menyebutnya hujan..
Kayla I
- 1535 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru