Seharusnya aku tidak pernah menuliskan ini Kayla.. seharusnya kamu tidak pernah tahu, apa saja yang tertinggal disudut sudut jalan kota ini.. ditrotoar jalan yang basah.. dan digenang genang air ketika hujan reda..
setelah semua ratapku luluh di dinding-dinding kota, yang keriuhannya menegaskan tajam keinginan.. aku akan kembali, menerus jejak, lewati lusa dalam tempuhan yang tidak pernah mengijinkan hari ini menengok kearah paling silam..
“Kamu tahu Kayla.. aku ini bukan siapa-siapa. Hanya batu nisan yang menunggu jiwanya sendiri untuk pulang, berbaring menuju kekal. Menyerahkan tubuh, membusuk dalam pelukan rayap, cacing dan belatung..” dan kau Kayla?
kau adalah gerimis yang setia menikam terik, bola matamu adalah penghujan yang akan menyiraminya, dan kelak berpusara diranting kering harapan.. maka kuatkanlah aku untuk habisi nyeri dalam sujud-sujud sepi dan dalam setiap jejak tempuhan yang kutinggalkan..
Komentar
like...
like...
Tulis komentar baru