ketika hati diketuk rindu
aku sempatkan mata mengintip wajahmu
di sebuah latar biru
dan senyum itu masih senyum yang dulu:
dingin dan beku
lalu aku membayangkan kita hidup lagi
sebagai sepasang kekasih mabuk berahi
di sebuah malam tanpa suara
sambil menerka-nerka
kelak cinta akan membawa kita
ke sebuah tempat bearoma melati
yang riuh dengan dengan puja-puji
atau ke tempat sunyi?
dan waktu menjawabnya tanpa basa-basi—
kita terpisah tanpa tahu bagaimana harus mengakhiri
ketika hati diketuk rindu
aku sempatkan mata mengintip wajahmu
di sebuah latar biru
dan aku tak bisa menerka
apakah itu senyum luka
atau bahagia?
2017
Komentar
Tulis komentar baru