Kisah Angkasa
Cahaya datang melewati pintu
Menyebar bak kerinduan di balik kusammya jalan
Kemudian hilang dimakan sore, lalu tak lagi muncul hingga terang menjelang
Dan aku masih tak bisa menebak kemana angin akan berembus
Kadang ke timur, kadang ke barat
Kadang datang perlahan, kadang pula datang menerjang
Kau datang di kala petang, bersama bintang
menawarkan penerang, menghilangkan kegelisahan
Kau menerangi langkah anak yang tak tau jalan pulang
Kau adalah pelita, kau adlh cahaya
kau disana disaat semua tak ada
Kau setia bersama disaat semua alpa
kau adalah cahaya, walaupun redup kau tetaplah cahaya yang masih sedia
'ku tak punya apa-apa untuk kau bawa kesana
Hanya kata yang bisa kususun sebagai penanda
ingatlah dan jangan pernah kau lupa
Bawalah bersamamu sampai dunia tiada
Kini tibalah hari dimana kau harus kembali kesana
Ingin kutahan kau, namun aku tak punya daya dan kuasa
Kau akan kembali ke angkasa, menyatu dalam rasi bintang yang bercahaya
kini kau tak lagi ada
ku disini kau disana
kita berada di alam berbeda
aku hanyalah pujangga, dan kau segalanya
mengembara mencari hakikat dunia
Aku hanya bisa mengenangmu dalam sebuah prosa
Cerita lama tentang kasih yang mengendap dalam dada
Mengekal dalam jiwa, dan selamanya ada
Komentar
Tulis komentar baru