Perempuan
Hati yang tertahan, mata yang terpejam,
itulah yang nampak dari raut masam mukamu
Jiwa yang kosong, pandangan yang nanar,
melompong ke segala arah
Langkah yang goyah,
tak tegas layaknya tapak langkahmu kemarin
Apa yang kau risaukan?
Penyakit apa yang merasukimu?
Apakah karena kasih yang patah, tertimpa kenyataan yang merajam?
Apakah karena kau tak lagi jadi pemeran utama dalam pentasmu sendiri?
Utarakanlah,
karena kisah takkan merambat tanpa mulut yang berucap
Sebab, takkan lahir sintesa penawar kegelisahanmu bila semuanya gelap
“Tak apa-apa kok,” ujarmu
Kata-kata yang sama, kebohongan yang sama
Entahlah,
‘ku takkan pernah tau apa yang kau rasa
Karena tiada yang lebih misterius di bumi selain pemikiran seorang perempuan
Komentar
Tulis komentar baru