aku tak tahu lagi apa harus dikata
membaca wajahmu, Indonesia
tak henti bersolek, namun tak pernah lenyapkan berbagai luka
bahkan kurasa semakin terbuka saja
hingga terseret nanah dan darah sepanjang catatan sejarah
pakaian kebesaranmu, nan agung, luluh tinggal cerita
menjadi dongengan, anak-anak-pun enggan mendengarnya
lantaran telah dinina-bobokan berbagai tontonan dan permainan maya
membaca wajahmu, Indonesia
yang terus saja bersolek hingga hilang rupa
dalam cermin wajah-mu retak, porak-porandakan peta-peta
terlalu tebal bedak dan gincu, membuat kita semakin bertanya
ada apa denganmu, Indonesia?
bagai kehilangan keyakinan, tentang siapa-siapa yang percaya
terasa limbung, bingung, membuatmu jadi bahan tawa
ayo, bangkitlah Indonesia,
jangan persoalkan kentut, selagi jutaan bom waktu telah menyala
jangan persoalkan citra, selagi diambang marabahaya
jangan persoalkan cinta, cukuplah engkau percaya
bersihkan kotoran-kotoran yang melumurimu, segera berbasuh muka
hingga segar pikirmu, dan mata menatap hal yang nyata
tentang apa-apa yang tengah merajalela
Ayo, bangkitlah Indonesia
sambutlah para generasi muda dengan jiwa-jiwa merdeka
Yogyakarta, 30 September 2010
Komentar
Tulis komentar baru