ijinkan aku bertanya:
mengapa tidak engkau baca puisiku?
ku tulis puisi ini dengan segenap rasa
yang membuncah di dalam dada
dengan secuil harapan engkau berkenan membaca
dan sedikit saja tahu makna tersirat di dalamnya
apakah puisiku, tidak bernilai di matamu?
hanya sampah yang layak dilempar ke muasalnya?
ah, tidaklah mengapa bagiku...itu hak asasimu
sekali lagi, maaf aku hanya ingin tahu:
mengapa tidak engkau baca puisiku?
apakah puisiku jahat seperti nenek sihir yang suka
mengutuk puteri cantik dan pangeran tampan jadi
katak yang hanya bisa tertawa riang?
atau,
engkau mengira puisiku hanya sekedar hasil usil
orang gila, yang suka menggoda tanpa tahu apa
dan siapa yang ia goda?
sekali lagi, aku ingin mempertegasnya:
mengapa tidak engkau baca puisiku?
jangan-jangan engkau sudah jadi makhluk
super sibuk yang tak lagi sempat bermain
teka-teki kata dalam alam jiwa, dan
memang engkau tidak punya waktu barang sedetik
sekedar membaca judul dan mengira-ngira apa maksudnya?
Komentar
Tulis komentar baru