Kekasihku,
puisi telah selesai melukis mimpi kita
tepat saat kau tabur bunga kemboja
di atas pusara duka
kekasihku,
mengapa begitu pendek perasaan kita?
sebentar-sebentar mudah putus asa
padahal langit masih menyiratkan tanda
masa depan cerah bagi cinta kita
kekasihku,
masihkah kau menyimpan seiris puisi
yang pernah kukirim saat kau khusyu berdoa?
ah, betapa kosong kekhawatiran kita
sebentar-bentar berdusta demi hilangnya luka
padahal garis pantai masih jadi cakrawala
batas antara mimpi dan cita-cita!
kekasihku,
apa yang menyeretmu memutus nyawa?
padahal burung podang masih berkicau
padahal seiris puisi baru selesai kucerna
sebagai perekat kejujuran kita
kekasihku,
masihkah ada rahasia antara kita?
sejak kau mengenalku lewat puisi
yang kukirim sebagai pertanda
kacaubalau – risaugalau hati tersayat
tajamnya pisau mahaduka
kekasihku,
seiris puisi ini hanya potongan cerita
yang tak pernah selesai kubaca
kerna engkau terburu meninggalkan
diriku sendiri pada jurang dalam
dari hasrat yang menganga lebar
Komentar
Tulis komentar baru