sajak: Ida Bagus Gde Parwita
PELABUHAN NUSA PENIDA KETIKA PAGI
Keheningan menutup geriat ombak laut
pepohonan bisu meneteskan embun
diantara tumpukan karang karang
dan debur tepian
memanggil kedalaman hati
dingin laut mengubur cahya bulan
menyisakan perahu perahu menuju tepi
daun daun berguguran
isyarat mimpi telah kembali
dalam kesunyian sendiri
angin pagi menyiram deretan lampu pesisir
membangun kesetiaan kicau burung
menatap kemesraan langit
menyinar kerikil pantai
dan puncak meru di kejauhan
diantara kerlip yang makin luruh
berenang melintasi cahya pagi
telah kutitipkan segala kenangan
di kedalaman pelabuhan
yang senantiasa menabur
segala impian
Komentar
Pelabuhan Nusa Penida ketika pagi
Ketika suatu pagi hari masih gelap, kududuk di bebatuan pelabuhan, menatap titik merah di kejauhan, dan seonggok hitam mendekati pesisir, betapa gigihnya para nelayan memperjuangkan hidupnya. Hingga akhirnya laut makin terang, dan angin menyapu dedaunan. Aku dapat melihat sekelilingku.
Tulis komentar baru