Dengung tak lagi menggaung
Alir debu debu menempel sampai hilir suara
Gamelan sekarat tak lagi teriakkan jiwa
Tersisa senyap tipis membisiki hampa
Melilit lemah pendopo yang tak lagi sauh di laut lepas
Kala penari penari kaku di nafas mereka
Kala tarian tarian tak lagi nyiur melambai bebas
Tercekat tembang tanpa terlantunkan . . . . . . .
Serpihan suaralah kayu kosong memukul besi tanpa jiwa
Lantas, segalanya tutup telinga
Sekarat di tepian zaman tanpa beringin kurung ditudungkan
Nyawa nyawa tergoda kerlap kerlip pembunuh kunang kunang
Dan zaman dimana jiwa suara terhisap pusara gulita
Memekik sisa nyawa yang patah jadi dentung
Mendendangkan Megatruh . . .
Sebelum raga raga menjadi onggokan logam tak berbunyi
Sebelum segalanya dikubur tuli menjadi karang yang lebih jelata . . .
15/5 2012, perantauanku
Komentar
Puisi yang bagus, saya suka
Puisi yang bagus, saya suka metafora di puisi ini :)
Tulis komentar baru