Bola matamu papah selangkah
Saat lelahku tertelungkup di amben berkarat
Kuteguk air dari tempayan
Meski jaga tak jua lalu
Dan jantungku memerah lebam
Kenapa kau terdiam
Sementara perempuan-perempuan di sana sedang berpesta
Sudah bulatkah kau membalut tekad
Menjadi perawan meski cermin tak menjadikanmu sahabat
Komentar
Tulis komentar baru