Semasa hidup, da aku masih melihat mereka :
Bibiku, ibuku, dengan sunyinya
Tertahan oleh kokohnya mata kompor
Di dalam rumah tinggi yang disusun dengan batu nisan.
Bocah pengantar koran berlari di atas bukit,
Menangis "Menggema!" ke gelegar langit - hitam.
Jam kaleng di rak dapur
Tujuh ketukan. Dan aku tujuh. Dan berbaring
Rata dengan lantai main permainan
Ular Tangga sendirian.
Di loteng, ayahku di tempat tidurnya,
Masih dibayangi Perang Jerman,
Cahaya kecil menyala di kepalanya,
Untukku tidak lebih dari sebuah nama
Itu juga milikku. Kupikirkan apa
yang dua perempuan itu tunggu.
Bibiku meletakkan buku perpustakaannya.
Ibuku melilitkan sedikit benang wool.
Banyak hadiah untuk banyak pandangan buta.
"Ayahmu bersama para malaikat sekarang."
Apa yang mereka katakan tak bisa kukatakan.
Dan lalu kukatakan kepada mereka,"Aku tahu."
Dan memberi dadu lemparan lain.
(Charles Causley).
Puisi Permainan Terlarang (Forbidden Game) karya Charles Causley diterjemahkan oleh Wahyu Barata PW dari Buku Kumpulan PuisiThe Poetry Book Society Anthology 1988-1989, disunting oleh David Constantine.
Puisi-puisi karya para penyair Hutchinson ini edisi pertamanya dipublikasikan tahun 1988 oleh Hutchinson, an imprint of Century Hutchinson Ltd., Brookmount House, 62-65 Chandos Place, London WC2N4NW, dan oleh The Poetry Book Society Ltd.,21 Earl Court Square, London
SW-5 Century Hutchinson Australia (Pty) Ltd.
Komentar
Tulis komentar baru