Hai Bung...!
jangan ludahi janji di atas lidah yang tak berakal
jangan kau gigit sumpah dalam kitab tak berdebu
lantunkan saja irama tulangmu di balik khilaf hati yang hampir mati
jangan bicara apa yang akan dilakukan
lakukan saja apa yang akan dibicarakan
Ikhlas itu bukan nada perkata
tak perlu ukiran di atas pamlet pembangunan tata kota
sebab pertiwi tak minta kantongmu untuk bicara
Ia hanya RINDU nyanyian JIWA
rindu...
saat
Ikhlas itu rasa, bukan suara
Hai Bung...!
jika pilihan adalah keberuntungan, tak perlu ributkan kemenangan
jika pilihan adalah kekuasaan, mendaftarlah menjadi Tuhan
jika pilihan adalah kemudaratan, apa yang akan kau lakukan?
tak perlu di jawab
karena ku tau akhir dari pilihan adalah kemunafikkan
Lalu
mau jadi apa kami?; seperti biasa
penyamun tertangkap,
koruptor tetap saja lenyap...
rumah anjing di kawal srigala,
istana syetan didiami Iblis...
wanita berani bugil demi anaknya yang mungil
salah siapa?
saat kami menjadi apa dan siapa?
bukan sebagai siapa-siapa.
bicarapun kami hanya bisa diam
menulis hanya di atas air
haruskah kami jahit saja kemaluan masingmasing
biar indra tak lagi malu dengan aturan, karena aturan hanya ada dalam kemaluan:
Sedikit gila itu wajar
sebelum mati, kita masih manusia yang sama; satu Tuhan.
bukan sebagai Tuhan
Hai Bung...!
bisakah kau jaga peliharaanmu
bisakah kau ikat dengan erat
bisakah!?
jika tidak izinkan ku menata:
Hai Anjing!
diam saja; cukup jaga kandang jilati tulang
jangan kencing di jalan raya
jangan keluyuran saat orang tak ada
diam!
jangan banyak bicara; lolonganmu takkan lumpuhkan srigala
Hai Bung!
terimakasih
Serdadu Politik
- 3498 dibaca
Komentar
Seperti Jilatan Api. . .
Hai bung, luarbiasa jilatan api pada akar puisi ini yang telah aku peras dan nikmat sarinya.. seperti sengatan setrum yang menggelitik dan menelanjangkan kelakuan para serdadu politik.. karyamu indah, bermanfaat dan butuh dieja oleh "bung" banyak..
Salam Sastra!
-steven turhang
Terimakasih mas
Semoga bermanfaat mas, dan dieja oleh para Bung" di sudut sana. Terimakasi kunjungannya...
Salam Sastra!
=Defri ar-Rahman=
Tulis komentar baru