Di pendulum rasa masih tersimpan basin keringatmu. Menyihirku
menjadi kepompong di tepi kolam lebat ilalang. Di tempatmu berdiri
detak nadimu mengirim sinyal. Aku menggeliat dalam gelombang
penuh sensasi. Tercipta gerak menyusuri lembab belukar. Di bibir pintu
sejenak tersesat membaca arah. Masih riak air menuju muara memandu
biduk berlabuh. Di bentang langit guruh bersendawa mengirim rinai
tipis gerimis. Tanah basah dan becek. Di tepinya kita berteduh sementara
menuntaskan tarian api.
Komentar
Tulis komentar baru