untukmu yang aku kenal ketika aku menyadari bahwa ketidakmampuan hanyalah mimpi yang masih tergenggam oleh rasa yang selalu disembunyikan..
untukmu yang aku kenal ketika jalan-jalan panjang terlampaui sulit untuk kulintasi dalam segala tempuhan yang selalu saja membuatku merasa sendiri..
untukmu yang aku kenal ketika malam-malam menjadi sebuah keheningan tanpa suara, tanpa cahaya, tanpa doa dan tanpa hati yang merindukan..
.....
menujulah kesini dalam kursi-kursi yang telah kusediakan.. berceritalah tentang segala kegetiran hidupmu.. bersandarlah dipundakku dalam segala kedamaianmu..
tumpahkanlah seluruh airmatamu dalam telaga hati yang telah aku siapkan.. menangislah jika memang itu bisa membuatmu dalam kemenangan..
tidurlah dalam pelukanku sepanjang malam tanpa sesuatupun dapat mengusikmu.. bermimpilah tentang apa yang bisa membuatmu sebahagia mungkin..
.....
Lalu.. aku akan segera menemuimu dalam mimpi itu dan kembali duduk disampingmu.. akan aku ceritakan semua rasa yang ada.. tentang mimpi-mimpi kehidupan..
kenyataannya.. kita adalah mimpi-mimpi yang selalu digagalkan garis-garis kehidupan.. dan menjadikan kita terus mencari makna dari kehidupan itu sendiri..
ketahuilah..
bahwa kelak aku akan menghadirkan mimpi itu dihadapanmu.. dalam segala kekuatan semesta cinta yang mampu membuat kita sanggup untuk tidak saling melepaskan..
ditulis oleh Theo Jabrik Pada: 26 Desember 2014; Jam 09:26
Komentar
Tulis komentar baru