Perlahan hujan hadir di sela-sela Juli yang gerah
Ia datang bukan untuk mengemis atau menuai isak tangis
Ia sekedar singgah berbagi tegur sapanya yang ramah
pada daun-daun kering dan tanah yang mulai meringis
Sejuk airnya menyusup pada celah batuan, merembesi tanah pekat dan pasir halus yang padat
Mengalir perlahan menuju sumur; ruang tempatnya sejenak berdiam
Tenang airnya menggenang nantinya akan ditimba untuk menyiram tanaman agar mekar beragam puspa
Juga untuk membasuh raga dari riuhnya keinginan dan berjuta prasangka
Bahkan untuk memasak dan sekedar melarutkan gula
Atau kujadikan ia tempatku berkaca dan bercerita
Bahwa betapa kucemburu padanya
Medan, 25 Mei 2016/28 Juli 2016
Komentar
Tulis komentar baru