WAJAH NDESOMU, ANAKKU!
Kok…
Bukankah ini kota?
Kok …
Semacam tak beranjak dari desa!
Kumal, keppu, punan!
Ndeso?
Bahkan tak lagi kujumpai di kampungku
Ini seperti dulu, dulu sekali saat aku berseragan putih biru
Banyak teman-teman dari IDT yang sepertinya
Tiga tahun bersama, aku selalu membantu membenahi mereka
Agar menjadi sama
Tak berbeda
Wahyu Sugiono, namamu
Sudah tertebak dirimu bukanlah orang asli
Bukan pula blasteran
Bukan sama sekali
Sukumu sama denganku..yah
Ku menyapamu, tak kupertimbangkan karena sukumu
Namun penampilanmu mengangguku
Mengangankan masa lalu
Tak ada kesan bahwa kau berada
Bahkan keherananku terbukti ada
Semua masalahmu ada di depan mata
Dan tak sedikitpun geming nyata di muka
Satu hari aku terkesima, omelan menghina, mencela, menjatuhkan nilaimu sebagai manusia
Aku tak biasa, aku berbicara, aku ingin membela, dengan mengubah gaya (mungkin gayamu)
Pengeras suara menyala, ku panggil
Semua hasratku tersampaikan
Beberapa kancing baju ku benahi
Kutawari
Baju pengganti
Kau geleng berkali-kali
Sudahlah semua telah berjalan biasa
Walau ku saksikan menangis ketakutan akan masalah lama
Aku bisa apa?
Aku yakin kamu bisa!
Muridku…
Sampai COVID-19 mewabah
Aku gundah
Ada kabarmu Innalillah…
Kau menghadap-Nya
Tenggelam di dekat Citra Raya
Mungkin kau lega
Meninggalkan nganga jiwa dalam wajah ndesomu
Jambi, 280320
*Alfatihah
Komentar
Tulis komentar baru