Skip to Content

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

Hidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...Mega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIJoan UduPerempuan Jalang

Karya Sastra

Sang Penggugah

Bertemu dengannya, pertama kali, ketika Aku mengunjungi kampusnya untuk sebuah urusan organisasi. Saat itu, Aku dan Maria masih berada di dua keranjang yang berbeda; Aku dengan dunia pergerakan, sementara Maria dengan dunianya, hedonisme.

Ketika itu, Aku mengenal Maria sebagai seorang perempuan dengan orientasi pendek; kuliah, pacaran, dan harapan mendapat pekerjaan setelah tamat.

Memeluk Mimpi

Pada sebuah mimpi:
Sang kehidupan memainkan iramanya
Kadang sebuah harmoni, kadang pula dengan kekacauan
Ada yang tertawa-tawa
Ada pula yang menangis penuh kesedihan

Yang Terakhir Dari Kita

satu hal yang tak dapat kupahami dari hidup 
;tentang kebongan 

Seorang Lelaki Dan Sangkar

Di kota ini ialah satu-satunya lelaki ilalang pembuat sangkar, yang masih bisa tersenyum manakala hari sudah beranjak petang dan tidak ada satu pun sangkar burung terjual.

Kau Tak Pernah Tau

Kau tak pernah tau

Berapa kali jantungku berdetak saat berada di dekatmu

Kau tak pernah tau

Bersama siapa aku bangun istana mimpiku

Kau tak pernah tau

segelas arak dan arah sakitku

segelas arak dan arah sakitku

segelas arak dan arah sakitku
telah kukirim pada sore yang gerimis
di rongga doaku

Suatu Malam

suatu malam awan pecah
kecil-kecil tak beraturan
membuat bulan hadir terhalang
cahayanya memancar buram

bumi telanjang remang-remang
lalu bangkitlah kenangan
setelah lama terkubur dalam

Perawan

pukul tiga malam :
angin masih bergerak lambat
menggerayangi tubuh-tubuh pucat
terus bergelombang, tapi
dedaunan tetap berdiam lambai
dan dingin merayap pelan namun pasti

pukul tiga malam :

Kehidupan Sang Buruh Malang

Pagi merekah gerobak merangkak

Tuntutan kerja didepan  mata

Terik panas membakar badan

Mendung

tumpah hitam di layar biru
getir rasa memburu bisu
merayap hitam memenuh kalbu

malaikat menghunus pedang
berkilatan menjelma petir
membuyarkan binar pandang
air menitik jatuh mengalir

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler