Dalam kota besar
Kehidupan berdiri megah
bagi para makhluk dunia
Kulihat dia
Sehat dan kekar
Di hari menjelang redup
Anak-anak mengulur waktu
Beradu kaki berebut plastik
Dengan sandal sebagai penanda
Sekuntum Bunga Hanya Untukmu
—atau, kebun bunga milik kita?
Ah, daraku
Elok bagai bunga biru yang kau pegang
Putus nyawa, putus asa
Manusia—makhluk yang paling sempurna
Menciptakan alat-alat genosida
Hewan-hewan tak berdosa
Menjadi percobaan pertama
Pusaka yang dijaga
Ditinggal tanpa ditayang
Tahta kuasa kita
Diganjar pada orang lain
Dara seindah surga
Menangis (atau) menyalami di nirwana
Rimba teramat luas
Mengikatkan akar pada bumi
melewah dan adiwarna
Tegak membumbung
menangkap syamsu
Tetapi tidak bisa
Siapa Punya?
suatu hari di sebuah kota yang mati lampu
kaki ini memijak ragu
Langkah langkah tertahan
Melihat rembulan sembunyikan awan
Desir angin membawa dingin
Sebuah kilatan cahaya membelah langit
Berbarengan dengan suara yang memekakan telinga
Kakiku melangkah dari kelelahan terik
menginjak bumi dengan hati-hati
rehat sejenak di pertokoan baru
memperhatikan perilaku tikus konsumerisme
Komentar Terbaru