Skip to Content

Si Conrad

Foto Gellis

SI Conrad

Suatu hari Si Conrad pulang sekolah lebih awal. Si Conrad adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Ada seseorang yang akan bertamu ke rumahnya. Entahlah, siapa? Si Conrad mengerjakan pekerjaan yang selama ini jarang ia lakukan. Si Conrad menanak nasi, menyapu dan mengepel rumah. Seorang yang sepesial akan datang ke rumahnya. Entahlah, siapa?. Waktu itu orang tua Si Conrad  berada di luar kota. Ya-ya, Tuhan datang berkunjung ke rumahnya. Entahlah, kapan? Si Conrad menunggu datangnya Tuhan, namun tak kunjung datang-datang. Hari itu tak bersahabat,hujan turun rintik-rintik. Si Conrad duduk di sofa rumahnya sambil menunggu. Tiba-tiba, bel berbunyi “Ding dong, Assalamualaikum” Si Conrad angkat pantat menuju pintu utama. “Itu pasti Tuhan,” pikirnya. Ketika pintu utama dibuka, ia melihat pak pos yang menggigil kedinginan mengantar surat untuk orang tua Conrad. Ada rasa iba terlintas, lantas meminta pak pos masuk ke dalam rumah. Si Conrad menyeduh air teh sari wangi untuk menghangatkan tubuh pak pos.

“Minumlah!, ini bisa menghangatkan tubuhmu,” kata Conrad.

“Terima kasih, kamu baik sekali. Namamu siapa?”

 “Conrad”

“Oya, kemana orang tuamu?”

 “Mereka ke luar kota, besok pagi mereka pulang.”

“Kamu sendiri di rumah?“

“Ya-ya, aku ditemani kucingku shiro. Orang tuaku menitipkan aku kepada tetangga dekat tetapi aku lebih suka mandiri. Sekali waktu tetanggaku datang kemari.”

“Oh..baiklah kalau begitu Conrad, aku titip surat ini untuk ayahmu.”

“Baiklah, akan aku sampaikan”.

Pak pos berpamitan pulang. Si Conrad mengantar pak pos sampai pintu utama.  Bayangan pak pos menghilang sebelum Conrad menutup pintu utama. Si Conrad lantas kembali menuju sofa utama sambil menonton teve. Seketika ada seseorang memencet bel. Si conrad berlari kecil menuju sumber suara. “Itu pasti Tuhan,” batinnya. Ketika pintu utama di buka betapa kagetnya Conrad melihat seorang anak kecil yang menangis. Iaiba kepada anak keci itu.

“Kenapa,dik?” tanya Conrad.

“Saya tersesat, kak.”

“Dimana rumahmu?”

“Gontoran.”

“Baiklah Aku antar kamu pulang.”

Heeemmm heeemm..” anak itu masih meangis.

Si conrad berkata “Berhentilah menangis aku akan mengatarmu pulang.”

Ketika ia akan pergi mengantar anak itu,Si Conrad menulis pesan kepada Tuhan lantas menempelnya di pintu utama.Bunyinya seperti ini “Tuhan tunggu sebentar aku akan kembali, masuklah ke dalam rumah jika engkau telah tiba.Pintu tidak dikunci,” lantas Si Conrad mengantar anak itu. Ketika sampai di rumah anak itu, orang tuanya begitu khwatir musabab anak sematawayang mereka hilang. Mereka mengucapkan maturnuwun kepada Conrad karena telah mengantar anak mereka kembali.

“Terima kasih, nak.”

“Sama-sama, pak.”

Ayah anak itu mengeluarkan uang merah dua lembar.

“Tidak-tidak.. “kata conrad

“Ambillah, nak!

“Aku tidak bisa menerima ini.”

“Kenapa?”

“Sebab, orang tuaku tidak mengajarkan aku minta-minta.”

“Ini bukan meminta, tapi ucapan terima kasih.”

“Aku sangat berterima kalau Bapak tidak memberikan uang itu.”

“Baikalah, kalau begitu kami hanya bisa berucap terima kasih atas jasa baikmu dan  semoga jasamu dibalas Tuhan.”

“Tuhan!”

Si Conrad mengingat-ingat, Tuhan akan ke rumahnya. “Maaf pak,Aku harus pulang ada seorang yang akan bertamu ke rumah. Asaalamualakum”

“Alaikumsalam.”

 Lambaian tangan ketiga orang itu mengantarkepergiannya. Conrad terus berlari dan berlari hingga tak terasa ia tiba di rumah, didapati rumahnya dalam keadaan berbeda.Hari menjelang senja,pintu utama terbuka lebar. “Tuhan membaca pesan yang aku tulis dan ia masuk meungguku di dalam.Tuhan bagaimana rupamu?” batin Conrad.

“Ha... “ Conrad kaget setengah mampus.

Ia mendapati tetangga yang rumahnya tak jauh dari rumah Conrad menggigil kedinginnan. Ia terluka pada bagian lengan, dan darah keluar membanjiri kulitnya yang sawo matang.Conrad segera mengobati luka itu danmembalutnya dengan perban setelah diberi Revanol. Tetangganya berucapmaturnuwun sebelum pulang. Sebab capek, akhirnya Conrad tertidur pulas.

Pagi harinya ia terbangun dari tidurdan berkesah “Astagfirullah,Tuhan pasti datang tadi malam ketika aku tertidur. Ya Tuhan maafkan aku karena tidak bisa menjamumu dengan baik..”

Kring-kring,” bunyi telepon.

Si conrad angkat pantat mengambil ganggang telepon lantas berucap “Asslaamualaikum“ samar-samar ia mendengar suara penelpon berucap  “Ini conrad?”“Iya benar.”“Conrad, terimakasih engkau telah memberiaku teh untuk menghangatkan tubuhku, terimakasih karena engkau telah mengantarku pulang, dan terima kasih karena engkau telah mengobati lukaku.Perbuatanmu sungguh mulia, Conrad.”

Conrad bingung lantas berucap “Ini siapa?”

“Tuhan.”

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler