Tak percaya. Ia menggeleng. Di tangannya hp masih tergenggam. Dibaca sekali lagi SMS yang baru diterimanya dari seseorang entah siapa. Tak ingin ia percaya dengan apa yang tertulis di layar monitor. Mustahil, ia mencoba menampik. Tadi malam ia ia masih menerima berita keberadaannya dari SMS yang dikirimnya. Masih mencoba bergurau di selah-selah tugas yang diembannya. Lalu mengapa pagi ini ia dikejutkan oleh SMS dari nomor seseorang yang tak dikenalnya?
Akh, ini pasti salah alamat. Sekali lagi ia mencoba ingkar. Dia pasti baik-baik saja. Tak ada masalah. Ia pasti kuat dalam tugas kemanusiaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ditariknya napas sepenuh rongga dada. Ngilu membalur sekujur hati. Berdebar. Keringat dingin mengembun di keningnya. Lalu dari dbibirnya yang pucat mengalir doa: SEMOGA ENGKAU TAK APA-APA!
Hp di tangannya berkedut. Getarnya membuat gentar. Dipejamkan matanya. Tak ingin ia membaca pesan yang masuk. Semenit berlalu. Dua menit ia tersiksa oleh rasa penasaran. Ia menyerah. Dibuka matanya agak menyipit. Besok jenasahnya akan diterbangkan dari daerah bencana. Ia telah gugur dalam tugas. Terbaca akhirnya pesan itu. Ia gamang sejenak. Tengkuknya merinding. Aduh, ia mengaduh. Sempat ia merasa sesak menjalari dadanya. Lalu gelap menguasai keadaannya sebelum jatuh pingsan sembari merapal sebuah nama. Nama seseorang yang dekat dengan hatinya....
Komentar
Tulis komentar baru