Skip to Content

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

Hidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...Mega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIJoan UduPerempuan Jalang

Prosa

Pura berlumut di ujung sana

"Kenapa kau berikan pasir ini kepada ku ? Tidak perlu..kamu gunakan sendiri saja buat melempar matanya, agar dia buta tak bisa melihat.agar dengan begitu dia akan sadar, siapa dirinya."


"Kenapa ..kenapa dia selalu kasar setiap memberikan basah ..basah dan basah...pasir dan pasir lagi...TIDAAAKKKKK.... Dasar Iblis dan Setan ..Keparat kalian..."

Lubang Jalan

Cerpen: Monas Junior*

 

Istriku sedang terbaring lemah. Wajah jamrudnya bercampur lumpur darah. Bibir delimanya berbaur kubangan lebam. Mata dan hidung mutiaranya berbalut parit kesakitan. Seluruh tubuhnya, ya Tuhan, tak lagi berbinar kristal!

Kebahagiaan

Seorang anak kecil yang tertawa
Dan orang tua yang lelah bekerja
Ada juga anak kecil yang letih bekerja
Dan orang tua yang tertawa
Pernahkah engkau bertanya, tentang apa yang mereka rasakan,
Tentang benarnya apa yang kau lihat,
Apa benar itu kabahagiaan?
Setiap lubang sumur ada suara yang berbeda
Walau terkadang terdengar sama
Tapi sebenarnya semu, tak pernah sama
Yang pasti …

Sungai Embun

Berjalan ku menapaki setiap jalan aspal yang penuh kerikil, meneti setiap pohon-pohon duri yang teruntai melintang di muka fajar yang kian ku pijakan langkah ini kian dalamlah duri itu menancap. Mencium setiap amisnya cucuran darah yang memenuhi kaki jalan. Meneruskan rasa perih dan jijik ini hingga ke perapianku.

Sungai Embun

Berjalan ku menapaki setiap jalan aspal yang penuh kerikil, meneti setiap pohon-pohon duri yang teruntai melintang di muka fajar yang kian ku pijakan langkah ini kian dalamlah duri itu menancap. Mencium setiap amisnya cucuran darah yang memenuhi kaki jalan. Meneruskan rasa perih dan jijik ini hingga ke perapianku.

Believe

Bulan separuh nampak di perapian senja, tapi wajah seseorang yang baru saja meninggalkan gerimis, semakin utuh terlihat sebagai patamorgana yang mengering dan menjadi sebongkah kerinduan. Berjalan pada malam basah. Desir angin yang menutup sore mengantar keheningannya. Kesendiriannya berlalu pada gemuruh sepeda motor dan mobil-mobil yang berlari di jalan cemas.

Menghitung Diri

Hitung-hitungan sekali ini sungguh membuatku ketiban susut yang takut. Ya, susut dan takut! Betapa tidak, ketika iseng-iseng kucoba menghitung-hitung diri, ternyata sisaku tinggal sedikit lagi. Masaku semakin sempit dan terjepit. Detik-detik yang berlalu terus menggerus dan memperpendek rentang usiaku.

Pangkas Waktu “Anak Monyet”

Di telaga pelangi yang dihimpit megahnya istal langit, tempat para bidadari melepas sayapnya tuk menanggalkan sisa luruh nafas yang tercengang, dari sana lah aku berasal. Dari para bidadari itu aku banyak mendengar cerita-cerita dan kisah hidup di dunia, bahkan seringkali aku mendengar cerita yang tak sempat ku lihat dalam mimpi burukku dan juga tak sempat hadir dalam ketakutanku.

otobiografi Fariduddin Attar

Bait demi bait puisi sufistik yang dirangkainya begitu melegenda. Sosok dan karya sastra yang ditorehkannya telah menjadi inspirasi bagi para pujangga di tanah Persia, salah satunya penyair termashur sekelas Jalaluddin Rumi. Penyair sufi legendaris yang masih berpengaruh hingga abad ke-21 itu dikenal dengan nama pena Fariduddin Attar, si penyebar wangi yang dalam bahasa Persia disebut Attar.

Untaian Kesepian

Ketika aku berjalan dalam kesepian, melewati dinginnya hutan kebencian, menuju rumahku yang tlah lama ku tinggalkan demi mencari apa yang tak a

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler