Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
DAHULU kala, di Negeri Alton, tepatnya di desa Arlen. Tumbuhlah pohon beringin yang berbatang hidung dan berdaun telinga, yang menggemparkan negeri hingga akhirnya terdengar oleh raja Barrow.
Sepulang dari kampus pada Jumat malam. Aini mengalami demam tinggi. Orang tuanya pun membawa pergi ke puskesmas. Dokter bilang Aini hanya kelelahan. Namun hingga Sabtu sore, demam Aini juga tak kunjung turun. Panas tubuhnya masih berkisar 40 derajat celcius.
Namanya hanya Jo. Ia tak punya nama panjang. Tinggi 160 cm dan berambut cepak-ngehe.
Satu tahun yang lalu, pukul 02.00, Jo ditemukan sedang kayang di bawah lampu jalanan oleh seorang peremuan bermata sayu. Awalnya ia mengira Jo adalah malaikat yang sedang menyamar menjadi orang gila.
Satu hari lepas sendayu mendera. Kian mengeras sendi-sendi otak. Kupikir, "Sudah berapa banyakah sendi paralel itu yang terputus?" Penglihatanku bias, dalam pikiran hanya runtut rumit persoalan dunia saja.
Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke alun-alun kota Bogor. Sudah terlalu lama aku berkutat di kampung, sehari-hari hanya berangkat ke sekolah untuk mengajar setelah itu pulang ke rumah.
Suara dengungan kapal nelayan saling berlomba menyuarakan kegagahannya di pagi hari ketika semburat mentari mulai memenuhi langit. Di ujung laut, ada pertemuan garis antara megahnya langit dan gagahnya laut. Matahari mulai mempersatukan dirinya dengan bumi. Biasanya kapal nelayan akan pergi ketika pagi dan kembali saat hari akan segera habis.
Banyak hal dihidup ini yang syarat makna dan hikmah, namun tidak kita sadari dan ketahui. Berdasarkan penuturan Ninik Mamak Siulak Mukai, penulis mendapat jawaban tentang Pintu Kuburan Ninek Depati Intan Tengah Padang menghadap ke “Tumpun” atau artinya dalam bahasa Siulak Mukai arah barat.
Komentar Terbaru