RINDU TAK BERTUAN
Lilik Puji Astutik
Ah rindu hatiku kian melayu
Menanti untuk bertemu
Hanya hiasan senja yang datang padaku
Untuk menghukumku dengan rasa yang membelenggu
Purnama merayu bintang
Hanya rasa rindu yang kian membentang
Diantara sunyi yang mendendang
Perih tak berwarna
Aroma cinta menghukum rasa
Rindu ini entah milik siapa
Kembali dahaga menyusup jiwa
Langkah tertatih tiada arah tujuan
Duhai rindu yang kian membara
Mengapa tak jua kau temukan tuan
Krian Sidoarjo, 15 Mei 2022
SEBELUM SENJA SAMPAI PADA PERADUAN
Lilik Puji Astutik
Perlahan jingga menampakkan warna
Begitu indah menawan senja
Semburatnya elok menghias mega
Melayang rasa rindu pun tiba
Sebelum senja sampai pada peraduan
Biarlah kunikmati rasa dalam harapan
Berjumpa sesaat walau semu dalam kenyataan
Duhai jingga yang indah merona
Jangan tenggelamkan seluitmu pada mega
Biar bisa kunikmati bayangannya disana
Perlahan jingga memudar
Tergantikan cahaya temaram yang berpendar
Tak jua bisa kuhenti rindu
Aku selalu menunggu walau senja berlalu
Krian Sidoarjo, 20 April 2022
JIKA
Lilik Puji Astutik
Purnama merayu malam penuh cinta
Memerah cahaya temaram memberi warna
Sepasang mata indah berkaca-kaca
Saat hati terpenuhi rindu yang membara
Jika boleh aku meminta
Ijinkan aku untuk membuka jendela
Agar indah purnama ramah menyapa
Jika boleh kuletakan rasa
Biarkanlah dirimu selalu kudamba
Kurayu dalam indah aksara
Jika semua tapi bisa aku lakukan
Maka biarkanlah aku pergi jauh dari pesona
Agar aku tak rindu pada pelukan
Yang tak mungkin dapat aku rasa
Krian Sidoarjo, 10 Mei 2022
RINDU TIADA AKHIR
Lilik Puji Astutik
Dingin menyusup hingga relung hati
Sapa mentari tak sanggup hangatkan raga
Gigil kian menikam seperti sayatan belati
Terseok hati menahan rindu penuh luka
Duhai hati mengapa harus begini
Tersiksa dalam dera rindu sendiri
Terkapar tiada yang peduli
Harum melati tak beraroma lagi
Perih terasa kian memeluk hati
Hasrat cobalah pahami dan berhenti
Rindu tiada akhir hati terundung pilu
Sakit terasa rasa tersayat sembilu
Rindu mengapa kau membelenggu
Bila akhirnya tak jua bisa bersatu
Krian Sidoarjo, 13 Mei 2022
SELEPAS SENJA
Lilik Puji Astutik
Selepas senja aku tergoda
Wajahmu kembali melekat pada mata
Hingga membuat rindu kian membara
Terbakar rasa yang bergelora
Andai bisa aku henti
Tak mungkin rasa ini aku nikmati
Hingga membuat luka dalam hati
Rindu ini membuat aku menggila
Bahagia dengan berjuta luka
Hingga rasaku bagai seperti mengenggam bara
Selepas senja aku begitu tersiksa
Dengan rindu yang tak pantas aku punya
Seandainya waktu bisa kuulang kembali
Tak ingin aku bertemu denganmu lagi
Krian Sidoarjo, 9 April 2022
LUSUH RINDU
Lilik Puji Astutik
Rasaku kian terpapar
Rinduku semakin terkapar
Hatiku masih terdampar
Mataku tak berbinar
Lusuh rindu meredam luka
Tak sanggup padam gelora
Meratap dalam nyanyian iba
Krian Sidoarjo, 22 02 2022
AJARI AKU MELEPAS RINDU
Aku tak sanggup melupa
Bayanganmu selalu hadir di mata
Membunuhku dengan berjuta pesona
Hingga aku menghiba tuk berjumpa
Ajari aku melepas rindu
Agar tak berat beban hatiku
Menanggung rasa yang membelenggu
Ajari aku melepas rindu
Tanpa harus bertemu
Karena itu mustahil bagiku
Andai saja kau bisa merasa
Beban yang ditanggung dalam dada
Menahan rindu dengan berjuta problema
Bagai terjebak dalam badai gurun sahara
Krian Sidoarjo, 11 Maret 2022
MASIH KUSIMPAN RINDU SEMU
Lilik Puji Astutik
Bayanganmu kembali menggoda
Hadir sebagai penghias senja
Walau kadang langit kelabu
Jelas terlihat dalam sudut pandanganku
Senja terus menari dengan diksi
Irama syahdu memacu hati
Lagu pilu gairah meratapi
Lembut bayu mengusap sepi
Dedaunan mendekap mesra sunyi
Rindu kian menjauh tak berjejak lagi
Hanya menghias mega hati
Menjadi damba walau kenyataan tak termiliki
Datang samar tak mau pergi
Mengikat rasa hingga raga terasa mati
Krian Sidoarjo, 28 Pebruari 2022
LUSUH RINDU
Lilik Puji Astutik
Rasaku kian terpapar
Rinduku semakin terkapar
Hatiku masih terdampar
Mataku tak berbinar
Lusuh rindu meredam luka
Tak sanggup padam gelora
Meratap dalam nyanyian iba
Krian Sidoarjo, 22 02 2022
LENTERA RINDU
Lilik Puji Astutik
Tak jua padam hasrat yang terpendam
Rindu kian membara terbakar rasa
Mengapa gelora tak jua padam
Sedang aku tersiksa dalam lara
Lentera menyala indah dalam hati
Cahaya temaram melambungkan fantasi
Mengapa aku harus terus merindui
Andai bisa kupinta padamkan rasa
Agar aku tak terus tersiksa
Meredam rindu dalam seribu aksara
Lentera biaskan sejuta hasrat
Aku hanya mampu diam dalam pekat
Begitu pelik kerinduan yang aku punya
Hingga kerinduan tak terpadamkan oleh doa
Krian Sidoarjo,22 02 2022
KETIKA AKU TERSESAT
Lilik Puji Astutik
Lelah melupa hingga diam dalam beku
Duhai tuan mengapa menjadi puja
Bila kita tak mungkin bertemu
Hanya aksara yang bermain rasa
Ketika hati tersesat
Pada pesona yang menjerat
Begitu rindu terasa sarat
Hanya hadirmu yang kunanti
Walau aku kian tak paham tentang hati
Yang selalu menghadirkanmu dalam imajinasi
Kita aku tersesat dan hatiku terjerat
Ada rasa yang kuat mengikat
Melepas aku tak mampu
Bayanganmu selalu hadir pada mataku
Krian Sidoarjo, 19 Pebruari 2022
PILU MERINDU
Lilik Puji Astutik
Gigil menikam rasa
Menembus ujung dada
Terkapar sendiri merana
Rindu membingkai luka
Terlunta pilu merindu sendiri
Purnama hanya melepas sunyi
Menemani hati yang tersakiti
Krian Sidoarjo, 7 Januari 2022
TERSESAT PADA BELANTARA
Lilik Puji Astutik
Rindu tak jua mampu kutepis
Bayang-bayang kelam kian meracuni hati
Hingga jiwa meluah dalam tangis
Dekap cinta tak jua mampu termiliki
Tuhan seandainya bisa terulang kembali
Ingin kurangkai indah ikatan suci
Dalam seribu cinta yang terpatri
Mungkin jalan cerita tak seindah pelangi
Atau begitu sempurna dalam dongeng ilusi
Yang bermanja dengan seribu fantasi
Aku tersesat pada belantara
Hingga jiwaku terbang entah kemana
Raungan sunyi menjadi teman setia
Hanya mampu berteduh pada seribu doa
Sompak landak KALBAR, 19 Januari 2022
LUKA DALAM MERINDU
Lilik Puji Astutik
Pada siang yang panas
Membakar hati hingga mendamba
Aku tak sanggup melepas
Kerinduan yang kian membara
Duhai angin yang berdesir pada sepi
Mengapa harus selalu terulang kembali
Kerinduan yang tak pantas termiliki
Perih rasa mendekap hati
Saat rindu hanya singgah pada misteri
Dimana kan temui dirimu yang selalu kurindui
Gerimis mengundang lembut air jatuh dari netra
Pipi terbasahi seribu luka dalam cerita
Andai waktu bisa kuputar kembali
Aku tak ingin bertemu untuk kedua kali
Sompak landak KALBAR, 21 Januari 2022
HANYA ILUSI
Lilik Puji Astutik
Hanya sebuah janji
Untuk bertemu kembali
Tak sanggup memiliki
Terbenam dalam fantasi
Hanya ilusi datang menghampiri
Saat raga memeluk sunyi
Bayanganmu selalu hadir menemani
Krian Sidoarjo, 2 Pebruari 2022
TERBELENGGU
Lilik Puji Astutik
Bukankah kau telah berjanji
Kita akan bertemu kembali
Nyatanya tak jua kau hadir disini
Mengurai rindu pada ujung sepi
Semua janji bualan belaka
Kau tak kunjung tiba
Entah dimana dirimu berada
Aku menunggu pada ujung senja
Hingga jingga tertelan purnama
Aku sering memeluk rindu nan penuh luka
Seharusnya aku lepas semua rasa
Agar aku terbebas dari segala pesona
Nyatanya kian mengikat kuat dalam dada
Hingga aku sekarat sepanjang masa
Krian Sidoarjo, 2 Pebruari 2022
MALAM DALAM KABUT RINDU
Lilik Puji Astutik
Aku masih terlena dalam buaian pesona
Serangkaian puisi rindu tercipta
Hingga bergetar seluruh hasrat dalam jiwa
Adakah kan sampai tujuan hati yang meminta
Malam dalam kabut rindu
Tersenyum tipis wajah nan sayu
Mengapa rasa tak juga berlalu
Terkurung hati dengan pesona biru
Merindu hingga tak sanggup berpaling darimu
Mendamba walau raga kian melayu
Malam buka tabir dalam kelam
Beri terang walau hanya cahaya temaram
Biar tak lagi mata memandang suram
Karena dihadapanku terbentang jurang yang curam
Krian Sidoarjo, 2 Januari 2022
MENUNGGU DALAM KERINDUAN
Suyatmi
Terasa lama dalam penantian yang samar terbayang
Tak jua kunjung datang walau sekedar menyambang
Hanya bayangan yang selalu mengambang
Mengitari angan yang kian mendamba belai sayang
Setia menunggu dalam kerinduan
Gelisah tak menentu kemana arah tujuan
Limbung terombang ambing ilusi yang bermekaran
Mengeja makna yang tertanam dalam angan
Tumbuh lebat rasa penasaran dan harapan
Bermunculan tanya walau tanpa jawaban
Mengumpulkan keping-keping hati yang berserakan
Akibat jatuh berantakan kala patah angan
Tersusun jutaan makna perjalanan
Aneka rasa telah ternikmati sebagai nutrisi yang tertelan
Yogya, 07082021 23.30 295
PRAHARA
Lilik Puji Astutik
Riuh ria rasa mendekap mesra problema
Lalu angin memporakporandakan segala impian
Sendiri terkatungkatung mendekap lara
Ke mana hati kan berlabuh bila tak berhaluan
Dinding beton menghukumku dengan sunyi
Kebisingan melucuti segala mimpi
Diamlah aku ingin tetap disini sendiri
Mengapa harus salah arti
Dengan gerak tubuh yang tak terpahami
Terhakimi walau diri hidup dipagar sepi
Sudahlah tak usah mengeja rasa
Aku hanyalah ilalang kering yang terbakar mentari
Tercampur sekam yang kian membara
Saat angin meniup siap untuk membakar diri
Krian Sidoarjo, 26 Desember 2021
CUKUPLAH LUKA RINDUKU
Lilik Puji Astutik
Malam memeluk erat keresahan
Suara-suara bising hentak kesunyian
Entah sampai kapan angan terus melayang
Sedang telah lama kerinduan terbuang
Cukuplah luka rindu dalam hati
Tak ingin terus menuruti ilusi
Ingin meraih yang tak pantas dimiliki
Membuang angan walau kembali sunyi
Tak usah berharap untuk bertemu kembali
Tak lagi ruang terindah untukmu dalam hati
Aku hanya ingin bebas dari bayangan semu
Yang terus menghantui dalam kalbu
Tak usah datang untuk mengganggu
Kurelakan kau lepas dari ingatanku
Krian Sidoarjo, 28 Desember 2021
KAMU ADALAH KETIDAKBERDAYAANKU
Lilik Puji Astutik
Malam terlewati dengan resah
Rembulan pun ikut gundah
Angin berhembus ranting gelisah
Daun-daun berjatuhan pun pasrah
Mengapa hanya datang lewat mimpi
Hingga keresahan selalu melanda hati
Seharusnya datang juga menemani
Duhai tuan pada ilusi yang tak bertepi
Kau hadir dalam sebuah diksi
Yang memporak porandakan jiwa ini
Kamu adalah ketidakberdayaanku
Yang singgah dalam mimpi biru
Hingga harus terjaga dalam pekat kelabu
Saat hadir bayangan semu
Krian Sidoarjo, 9 Desember 2021
KETIKA RASA MULAI MERINDU
Lilik Puji Astutik
Pada larik-larik diksi
Tertulis indah imajinasi
Terangkai aksara saat jiwa mengagumi
Walau hanya sekedar fantasi
Ketika rasa mulai merindu
Mengharap suatu saat kan bertemu
Dalam harapan yang tiada tentu
Hati mengapa tak pernah mengerti
Henti semua rasa agar tak tersakiti
Jangan berharap pada yang tak pernah termiliki
Ketika rasa mulai merindu
Hanya tangisan pilu yang setia menemani
Kaupun tak pernah datang untuk menemaniku
Hanya sepi dalam memahami hati ini
Jombang, 6 Desember 2021
AKU TERSESAT Lilik Puji Astutik
Hujan menghujam petir menyambar
Gelap mencekam halilintar menggelegar
Angin menari pada dedaunan
Hingga ranting patah berjatuhan
Pekat menghalangi pandangan
Aku meraba untuk sampai tujuan
Tertatih perlahan tanpa haluan
Aku tersesat pada kemunafikan
Hingga semua harus tertutup dengan kepalsuan
Merana dalam bentang kerinduan
Kerinduan abadi yang ingin kumiliki
Tiba-tiba terlepas tak terkendalikan
Kemudian kembali aku mencari
Perlahan ingin kutemui apa yang pernah terabaikan
Krian Sidoarjo, 2 November 2021
RINDU PADA TEPIAN MIMPI
Lilik Puji Astutik
Mata tak jua terpejam
Cahaya remang menjadi teman
Airmata deras mengalir tak teredam
Rindu ini tak jua lepas dari angan
Duhai pelita dalam kegelapan
Mengapa tak hadir dalam impian
Datanglah sejenak beri kedamaian
Rindu pada tepian mimpi
Terus saja jemari menari
Menghadirkan dirimu dalam setiap diksi
Malam yang kian larut dendangkan rindu
Hati kian tergoda dengan bayanganmu
Yang tiba-tiba menggairahkan hasrat
Pada rindu yang kian tersesat
Krian Sidoarjo, 12 Oktober 2021
AKU RINDU
Lilik Puji Astutik
Tak perduli apa yang terjadi
Hati terus berulah kembali
Mencari jejak yang tak pasti
Hingga raga letih untuk menuruti
Duhai hati berhentilah
Raga ini begitu lelah
Terombang-ambing rasa yang jengah
Seharusnya menggelar sajadah
Agar raga tak kembali lemah
Merangkai doa agar terbuang keinginan yang salah
Tapi hati mengapa kau kuat mengikat
Hingga rasa begitu dalam terikat
Mengatakan aksara aku rindu
Hingga bibir selalu mengulum pilu
Krian Sidoarjo, 19 September 2021
MENGECUP SENJA
Lilik Puji Astutik
Senja bermandikan cahaya
Redup terpandang mata
Indah menawan rasa
Berdetak jantung memuja
Kerinduan mengecup mesra senja
Hanya memeluk samar terasa
Hilang saat purnama tiba
Krian Sidoarjo 21 September 2021
AKU HANYA INGIN MEMANDANGMU
Lilik Puji Astutik
Beribu kali jemari meminta
Dalam tengadah teriring seribu doa
Sakit ini begitu pahit terasa
Merindu pada padang gersang sahara
Mengapa masih ada rasa
Bila hati tak mungkin menyatukan raga
Bila rasa hanya menambah beban dosa
Tuhan mengapa Kau gerakkan hati
Bila hanya kesedihan yang harus ternikmati
Karena rindu hanya mampu memeluk diksi
Aku hanya ingin memandangmu
Sesaat saja dalam tatap sendu
Mungkin takdir memang tak pernah mengijinkan bersatu
Dan biarkanlah rindu hanya menjadi diksi pilu
Kria Sidoarjo, 23 September 2021
AKU BENCI DENGAN RASAKU
Lilik Puji Astutik
Tiba-tiba rindu menyeruak dalam hati
Seraut wajah menggoda kembali
Membuat hati terus saja ingin berlari
Mencari rasa yang tak pernah bisa terpahami
Aku benci dengan rasa
Yang selalu membuat aku menggila
Hingga hati terombang-ambing dilema
Seharusnya hentikan bila tak ingin kecewa
Lalu siapa yang bisa cegah rasa
Bila selalu dalam pesona juga damba
Angin senja bawa pulang kembali
Rasa yang tak pantas aku miliki
Biarlah semua berakhir terhenti
Agar jiwa tak semakin tersakiti
Krian Sidoarjo,15 September 2021
Dalam kalimat yang tak bisa terpahami
Sungguh takdir apakah ini
Yang membuat hati jungkir balik tak mengerti
Selalu merasa ditinggalkan walau banyak teman
Selalu merasa gelisah dalam ketakutan
Seakan hari adalah perjalanan syahdu
Hingga tercoret aksara yang begitu pilu
Dalam keriuhan diksi yang tertulis perih
Tiap aksara hanya tangisan juga jeritan hati
Melenggang dalam sunyi hingga mati
TERGODA Lilik Puji Astutik
Tawamu renyah sekali
Seperti renginang bau terasi
Kembali kutergoda seperti gadis remaja
Yang baru merasakan jatuh cinta
Kegilaan apa ini
Terus menghadirkanmu dalam diksi
Membuat aku ingin memaki
Merindumu seperti warna pelangi
Begitu indah walau tak mungkin termiliki
Jauh di atas awan terasa dekat dalam hati
Aku tergoda tanpa meminta
Bagaimana bisa kuredam rasa
Bila hadirmu terus menjadi pesona
Merobek hati yang kian mendamba
Krian Sidoarjo, 30 Agustus 2021
AKHIR EPISODE RINDU Lilik Puji Astutik
Kusetubuhi luka pada senja
Saat september datang penuh cerita
Resah merambah kedalaman hati
Hingga hancur semua rasa yang termiliki
Begitu hati sangat tersakiti
Jiwa memberontak ingin memaki
Meredam walau jeritan melengking tinggi
Mengapa hati terus merindu
Bila takdir melarang bertemu
Sungguh terasa sakit saat hati harus berlalu
Episode terakhir perjalanan rindu
Yang tak jua bisa untuk bersatu
Kandas pada bahtera tak beraroma cinta
Tenggelam dalam harapan hampa
Krian Sidoarjo, 3 September 2021
HARAPAN SEMU Lilik Puji Astutik
Terpahat aksara dalam kerinduan
Hanya sepi yang datang menyapa
Lalu kugenggam semu harapan
Saat hadirku tak lagi bisa menyapa mesra
Rindu hanya terbingkai dalam puisi
Nyatanya tak jua hati bisa memahami
Debaran rasa yang tak terpeduli
Duhai kelana jiwa
Apakah tak bisa kau membaca
Aksara yang kurangkai dengan berjuta makna
Lalu angin bermanja dengan sinar mentari
Panas meradang mengisi relung hati
Rindu makin menjadi api
Kau diam menikam dalam seribu duri
Krian Sidoarjo jawa timur, 4 September 2021
SENDIRI Lilik Puji Astutik
Udara panas menghukum raga
Debu-debu berterbangan memenuhi udara
Sendirian meringkuk dalam kamar
Dalam gelap saat matahari terang bersinar
Peluh membasahi raga
Jiwa memberontak pada siapa
Harusnya menangis atau tertawa
Bila takdir sudah menyatu dengan perjalanan
Siapa yang sanggup melawan
Hanya diam dalam keinginan
Saat sayap sudah terpatahkan
Hanya tangis yang sanggup tertumpahkan
Angin jangan coba henti rasa ini
Biar ternikmati rindu dalam sunyi sendiri meresapi
Krian Sidoarjo, 29 Agustus 2021
KEMANAKAH HILANGNYA ELANGKU
Lilik Puji Astutik
Menukik menatap tajam
Seperti elang yang menyambar
Mata memandang dan menghujam
Mengapa kini semua pudar
Elang terbang tinggi
Tak meninggalkan jejak penuh misteri
Hilang entah kemana kepakan sayap dan pergi
Kemanakah hilangnya elangku
Yang hanya singgah lalu tinggalkan rindu
Hingga membuat rasa berharap selalu
Mendekap rasa rindu menatap awan
Tak jua kau tinggalkan angan
Musim telah lama berganti
Hati tetap mencari elang yang telah lama pergi
Krian Sidoarjo, 28 Agustus 2021
CORETAN USANG
Lilik Puji Astutik
Saat rasa mulai bergeliat manja menyapa
Aku henti aksara agar tak tersulut gelora
Rindu ini seperti coretan usang
Yang tak bisa dibaca tapi dibuang sayang
Saat sebuah nama tertulis
Dalam aksara yang berbaris
Begitu indahnya rasa terlukis
Kamu menjelma bak dewa
Membuat riuh ria rasa
Hingga terus kudekap namamu di dada
Kamu seperti coretan usang
Yang kadang tak pantas dipertahankan
Namun namamu selalu membuat aku melayang
Dalam derai rindu yang tak bisa aku tanggalkan
Krian Sidoarjo, 19 Agustus 2021
TUHAN MENGAPA KAU CIPTA RINDU
Lilik Puji Astutik
Lelah hati mengolah rasa
Saat rindu mulai menyerang dada
Hingga luluh lantah hati
Menahan tangis yang tak bisa terbendung lagi
Tuhan mengapa KAU cipta rindu
Bila adanya hanya untuk menyiksa sepanjang waktu
Hingga raga meratap pilu
Ingin henti tak berharap kembali
Membungkus rasa agar tak mencari
Seraut wajah yang selalu menjadi penggoda hati
Tuhan mengapa KAU cipta rindu
Bila hanya untuk menyiksaku
Membingkai rasa agar hati tak mendua
Menepi sendiri tengadah dalam setangkup doa
Krian Sidoarjo, 21 Agustus 2021
TELAH KAU CURI Lilik Puji Astutik
Hatiku telah kau curi tanpa datang
Pasrah dalam kegelisahan
Mengapa aku kian sayang
Walau hanya sekejap dalam perjumpaan
Duhai angin yang berlalu
Mengapa hadir dalam titik rindu
Bila gigil hanya antarkan beku
Seraut wajah pada setengah purnama
Tak jua hilang saat pagi tiba
Terus menghadang hingga jingga merona pada senja
Telah kau curi hatiku
Dengan tatap lembut yang menggoda jiwa
Setengah hatiku telah kau pergi bersama pesona semu
Yang membuat hati kian merana
Krian Sidoarjo, 22 Agustus 2021
TERSIKSA RINDU Lilik Puji Astutik
Jemari terus menari
Diantara rindu yang tak mau menepi
Terbelenggu rasa hasrat tak sanggup menggapai
Hanya diam dalam kisah yang tak sampai
Rabu rindu tiada arti
Menangis terhempas dalam sepi
Mengapa hati ini terus mendekap mimpi
Hanya sekali kita melewati
Tawa yang tak pantas ternikmati
Hingga angan kian melambung tinggi
Tuan rindu ini sangat menyiksa
Hati tersayat seribu luka
Diammu membuat aku kian merana
Mungkinkah suatu masa kita berjumpa
Krian Sidoarjo, 18 Agustus 2021
GALAU Lilik Puji Astutik
Kerinduan memuncak pada singgasana rasa
Gemuruh dalam dada mengalahkan ombak samudra
Hati terbakar meradang bara membara
Tak sanggup menahan esok kan tiba
Kelana rasa tak sanggup henti keinginan
Saat seraut wajah hadir pada angan
Terlalu merindu pada sebuah bayangan
Duhai malam biarkan sepi tenggelamkan hati
Dalam balutan rasa rindu yang tak bisa terpahami
Terus berlari dan mencari dalam kegalauan yang ternikmati
Angin pagi berbisik lirih meratap pilu
Rindu kian membucah membelenggu rasa
Dalam lantunan doa di pagi yang syahdu
Kuberharap damai kan memeluk saat senja tiba
Krian Sidoarjo, 19 Agustus 2021
TERJEBAK LUKA Lilik Puji Astutik
Menanti pada ujung senja
Diantara langit yang mempesona
Berhias indah warna jingga
Pada temaram yang menggoda hasrat jiwa
Angin berbisik nada sendu
Diantara ranting-ranting yang hampir layu
Jatuh dedaunan pada gigil yang beku
Hasrat melambung diantara remang senja
Rindu datang membawa nestapa
Bibir terkatup bisu menahan tangis luka
Senja selalu menyapa dalam luka
Saat damba hanya menjadi hiasan dalam problema
Melepas raga tak sanggup melupa
Bayangan teduh hadir dalam rindu yang kian membara
Krian Sidoarjo, 12,Agustus 2021
KEKASIH BAYANGAN Lilik Puji Astutik
Hanya mampu memuja
Lewat canda tawa dalam barisan aksara
Tak bisa mengucapkan kata cinta
Menekan hati agar tak merengkuh problema
Menghadirkan dalam rindu
Wajah teduh pada bayangan semu
Hanya tersenyum saat desiran halus menyentuh kalbu
Begitu cinta melekat harap
Walau raga tak mampu mendekap
Rindu ini semoga tak tersingkap
Hanya kekasih bayangan
Yang hadir saat jiwa dalam kegelisahan
Mengulum cinta lewat angan
Karena kamu tak mungkin bisa kudekap dalam kenyataan
Krian Sidoarjo 11 Agustus 2021
MASIH ADA HUJAN Lilik Puji Astutik
Masih ada hujan pada bulan Agustus
Seperti harapan yang tak pernah putus
Walau menahan rindu yang begitu membuncah
Tetap menanti mengharap tiada lelah
Gerimis seperti tangis hati
Mengiris pedih menyayat bagai belati
Mengapa tersingkir sebelum rindu terobati
Bagaimana bisa berlabuh bila tak berdermaga
Pecah bathera terombang ambing ombak samudra
Lalu kemana kan tambatkan rasa
Masih ada hujan pada bulan Agustus
Yang menyirami bumi dengan begitu tulus
Seperti kerinduanku yang selalu setia menanti
Sampai engkau kembali menjenggukku disini
Krian Sidoarjo, 10 Agustus 2021
RESAH PADA SUDUT MALAM Lilik Puji Astutik
Terbaring sendiri mendekap sepi
Rindu mengapa tak jua menepi
Sedang hanya milik sendiri
Angin pun serasa ikut tak peduli
Keresahan melanda pada sudut malam
Diantara cahaya yang temaram
Tak berwarna hanya memandang buram
Lalu terdengar suara yang begitu mencekam
Dari hati yang paling terdalam
Menjerit dalam rintihan yang begitu suram
Tuhan mengapa aku harus bermain dengan takdir
Bila bukan untukku namanya terukir
Mengapa dia singgah dalam hatiku
Hingga memasung rasa dalam rindu
Krian Sidoarjo, 9 Agustus 2021
APA ARTI RINDU INI Lilik Puji Astutik
Kucoba untuk melupa
Tapi rasa siapa yang bisa sangka
Akan berlari atau diam sendiri
Menanti senja yang akan kembali
Ingin melupa tapi tak bisa
Kau seperti butiran rasa
Yang berjatuhan saat rindu tiba
Mengapa harus ada rindu
Bila hanya hadirkan luka dalam hatiku
Hingga semua terasa sepahit empedu
Apalagi artinya rindu ini
Bila kau tak pernah bisa pahami
Mengapa kerinduan datang dalam kebimbangan
Hingga aku hanya memeluk kepedihan
Ploso Jombang 7 Agustus 2021
TERPAPAR RINDU Lilik Puji Astutik
Mengapa harus terjadi
Perjalanan yang membuat luka hati
Terpesona pada yang tak termiliki
Hingga menghadirkannya dalam diksi
Aku terpapar rindu
Dalam gejolak yang semu
Membuat hati tiada tentu
Datang bersama angin semilir
Mengapa harus hadir
Bila tak sanggup untuk diukir
Aku terpapar rindu
Rindu yang kugantung dalam rangkaian diksi
Hingga membuat aku termanggu
Dalam sepi yang tertitah pada waktu
Krian Sidoarjo, 7 Agustus 2021
SAAT RASA JATUH
Lilik Puji Astutik
Saat rasa jatuh pada tempat yang salah
Melekat kuat mengikat rasa hingga terlena
Bagaimana memunguti kembali bila hati kian pasrah
Menjadi budak rindu yang kian membara
Saat rasa jatuh kerinduan mulai melambung tinggi
Mengapa terus menari diantara rangkaian diksi
Hingga raga lelah dalam balutan sepi nan sunyi
Saat rasa jatuh pada senja yang berhias jingga
Kupeluk erat bayangan yang selalu kudamba
Entah sampai kapan aku harus memuja walau tak lagi berjumpa
Saat rasa jatuh kurangkai aksara dalam diksi
Untuk kunikmati saat rindu menggelitik hati
Membuat hasrat kian tak terkendali
Entah syetan mana yang merasuki
Krian Sidoarjo, 2 Agustus 2021
ILUSI DALAM PELUKAN PELANGI
Lilik Puji Astutik
Lelah aku berharap dalam tarian rindu
Mengapa takdir tak indah dalam pelukan
Semua terasa mengikat dalam belenggu
Hingga ragaku terbang dalam ketidakberdayaan
Mengapa kau kirim pelangi
Bila kemudian kau tinggal pergi
Hingga menyiksa dalam hati
Haruskah kutemui dalam ilusi
Saat rindu membawa untaian diksi
Sedang pelangi tak sudi menemani
Masih ada sisa hujan di bulan Juli
Yang membuat gigil semakin menikam hati
Kemana harus aku mencari
Kepingan hati yang tercampakan lalu kau tinggal pergi
Krian Sidoarjo, 10 Juli 2021
RINDU BERMAIN API
Lilik Puji Astutik
Gigil pagi di bulan juli masih setia menemani
Rasanya menembus hingga ke jantung hati
Beku lara memeluk rindu yang tak pernah terakhiri
Pagipun kian menambah syahdu barisan ilusi
Mengapa harus merindu bila tak memiliki
Seharusnya berhenti tak menambah rumit lagi
Mengapa harus bermain api bila tersakiti diri sendiri
Rindu kian membara pada rasa
Gigil pagi tak sanggup henti keinginan yang menjelma
Berputar-putar pada langkah yang penuh dilema
Hasrat kian terbang menembus awan
Mengapa dirimu selalu hadir pada angan
Bila aku harus selalu kehilangan
Saat kebersamaan yang selalu aku inginkan
Krian Sidoarjo 28 juli 2021
PANTASKAH KAU KURINDUKAN
Lilik Puji Astutik
Semilir angin senja membawa dahaga
Dalam kerinduan yang tak pernah putus dari rasa
Mengapai yang tak termiliki hingga hati terluka
Terbakar ego yang kian terbakar bara
Pantaskah kau kurindukan
Sedang takdir tak pernah mempertemukan
Apalagi kita dapat singgah dalam pelukan
Hati tak usah lagi merindu
Bila hanya bisa mendekap bayangan semu
Yang membuat hati kian terbelenggu
Semilir angin senja bawalah kembali rasa
Agar aku bisa menata hati untuk melupa
Segala pesona yang pernah singgah pada mata
Melangkah tertatih membuang segala yang tak pantas didamba
Krian Sidoarjo 1 Agustus 2021
RINDU MENDERA LUKA
Lilik Puji Astutik
Gigil bulan juli masih memeluk rindu
Sepasang pipit tak sanggup bernyanyi merdu
Kutilang tertawa mendendangkan lagu sendu
Mentari tak sanggup hilangkan gigil yang membeku
Pagi masih menyapa penuh gairah
Diantara detak jantung yang kian lelah
Menunggu kepastian rasa penuh gelisah
Duhaiku rindu masih membingkai aksara
Hati ini tak bisa diajak berdamai dengan rasa
Hingga luka mendera dalam jiwa
Gigil pagi dibulan juli
Menorehkan luka yang tiada henti
Mungkin takdir tak seindah mimpi
Hingga luka mendera dalam setiap detakan nafas ini
Krian Sidoarjo, 27 Juli 2021
KARENA KAMU Lilik Puji Astutik
Aku kehilangan aksara
Saat rindu mendera rasa
Pada pagi yang penuh pesona
Dalam rangkaian hasrat yang penuh problema
Karena kamu dunia terasa indah
Gairah hasrat menjulang tiada terkira
Dalam balutan kerinduan yang selalu basah
Karena kamu hati selalu gelisah
Ilusi melambung tinggi terpenuhi rasa cinta
Hingga hatiku jatuh terkapar dalam lelah
Hasrat tak jua terhenti
Entah kapan bertemu kembali
Sedang semua dirimu telah jauh pergi
Meninggalkan aku sendiri dalam sunyi nan sepi
Krian Sidoarjo, 30 Juli 2021
HARUSKAH AKU MEMBENCI
Lilik Puji Astutik
Biarlah terlelap rasa pada senja
Saat hati mulai membingkai kembali luka
Rindu selalu menjadi baitan petaka
Saat sapa mulai mengukir aksara
Terus saja terluka saat menyapa
Rindu gersang pada padang sahara
Ingin mengapai tak ikut memilikinya
Diamlah hati agar tak menangis lagi
Bukankah telah kau sadari
Kau hanyalah sekeping rasa yang tak pernah terkehendaki
Sejak awal pertemuan hati terus berlari
Ingin menikmati indahnya hati yang tak termiliki
Haruskah aku membenci
Pada perjalanan yang telah terlewati
Krian Sidoarjo, 21Juli 2021
MASIH ADA GERIMIS DI BULAN JULI
Lilik Puji Astutik
Embun masih setia menemani pagi
Gigilnya pilu menusuk hingga ke hati
Andai bisa kutarik kembali
Waktu yang berlalu tinggalkan ilusi
Masih ada gerimis di bulan juli
Membuat gigil kian memeluk erat pagi
Seperti nyanyian awan yang rindu pelangi
Duhai tuan yang selalu datang dalam mimpi
Mengapa hadir bersama gelisah dalam diksi
Bila ragamu tak bisa kumiliki
Masih ada gerimis di bulan juli
Mengantar bayangan yang selalu kembali
Dalam rindu yang begitu abadi
Menjerat pesona hingga aku tersiksa sendiri
Krian Sidoarjo ,22 Juli 2021
KAPANKAH RINDU BERAKHIR Lilik Puji Astutik
Begitu gigil memeluk erat pagi
Mencekam hingga menusuk hati
Suara ketidakberdayaan merenda mimpi
Walau tak terajut rasa ingin memiliki
Rindu seperti permainan api
Kadang menyambar hingga membakar diri
Atau memberi nikmat pada padang ilusi
Rindu melaju tak terkendali
Mengharapkan satu nama hadir disini
Menanti hingga ajal menjemput nanti
Kapan rindu akan berakhir
Bila rasa seperti sungai yang selalu mengalir
Bila satu nama selalu terukir
Memberi warna indah pada angin semilir
Krian Sidoarjo, 24 Juli 2021
BIARKAN AKU MERINDU Lilik Puji Astutik
Biarkanlah aku bermanja lewat aksara
Untuk menuang segala kerinduan yang ada
Tak mungkin aku datang ke sana
Apalagi untuk mendekap mesra
Kamu adalah kegelisahan yang aku cipta
Kuhadirkan dalam bayangan yang sempurna
Indah sangat menawan pada rasa
Kamu adalah keindahan yang selalu ingin kunikmati
Dalam serangkaian diksi dalam puisi
Hingga aku terus merindu dalam rasa yang tak pasti
Biarkalah aku bermanja lewat aksara
Karena ku tak yakin kita bisa berjumpa
Walau kerinduan menumpuk pada rasa
Aku akan mengikat sempurna agar dia tak menjamah
Krian Sidoarjo, 24 juli 2021
TERSESAT Lilik Puji Astutik
Purnama tertutup awan
Singgah hati pada kegelapan
Melangkah tak pasti dalam kesunyian
Sendiri menikmati alur kegelisahan
Aku tersesat pada hasrat semu
Rindang kerinduan tak jua melayu
Hasrat jatuh dalam desahan pilu
Duhai tuan yang selalu menjadi damba
Mengapa kau jatuhkan pesona
Bila hanya untuk titipkan luka
Mencoba kembali bangkit
Menanti hati yang begitu terasa sakit
Walau langkah tak begitu jauh tersesat
Namun rasa ini sungguh sangat tersayat
Krian Sidoarjo, 27 Juli 2021
SAAT MALAM TAK BERPURNAMA
Lilik Puji Astutik
Rembulan mengintip dari balik jendela
Ronanya jatuh pada hias kaca
Memantul indah seberkas cahaya
Sunyi menambah indah suasana
Saat malam tak berpurnama
Nyanyian sunyi menggema
Pada ujung malam yang tak berwarna
Altar rindu yang aku cipta
Kian membelenggu juga menyiksa
Adakah dia akan pergi dan sirna
Saat malam tak berpurnama
Kulepas semua kerinduan yang penuh dilema
Agar tentram memeluk jiwa
Melangkah pasti dalam mengapai bahagia
Krian 17 Juli 2021
GIGIL ANGIN DI BULAN JULI
Lilik Puji Astutik
Malam terasa begitu beku
Hingga raga terasa begitu kaku
Saat jiwa terus mendekap rindu
Yan tak pernah sampai hulu
Sungai-sungai mulai kering
Berguguran daun juga ranting
Mata inipun rasanya tak sanggup berpaling
Walau perih telah menyayat luka
Terus saja hati memuja
Dalam rindu yang terdekap mesra
Gigil angin di bulan juli
Menambah luka hati ini
Hampa harap dalam menanti
Hanya sepi yang datang kembali
Krian 16 Juli 2021
SAAT KERINDUAN TAK TERJAWAB
Lilik Puji Astutik
Saat kerinduan tak terjawab
Saat angin hanya berlalu pergi
Kemudian sepi tertelan waktu dan lenyap
Aku masih menyimpan rindu di hati
Mengapa terus saja terangkai rindu
Bila hanya membuat hati tersayat sembilu
Perih hingga menyiksa dalam kalbu
Waktu terus mendera hati kian tersiksa
Rindu terus mengembara dalam dilema
Saat hasrat jatuh pada tumpuan yang salah
Saat kerinduan tak terjawab
Lisan tertawa terbahak-bahak
Hati kian terasa begitu pengap
Entah kemana langkah kaki kam terpijak
Krian 17 Juli 2021
AKU DAN DESIRAN ANGIN Lilik Puji Astutik
Aku peluk keresahan dalam pekat malam
Langkah kaki terseok dalam gundah
Mata nanar menatap suram
Memekik lirih terkapar jiwa lelah
Desiran angin porak porandakan angan
Aku menari-nari pada kepiluan
Ingin berlari hati telah terpenjarakan
Mengapa kerinduan seperti ilalang kering
Raga merintih sendiri saat tak mampu bersanding
Aku menyerah kalah sebelum bertanding
Desiran angin membawa anganku terbang
Entah kemana jiwa ini terdampar
Anganpun kian melambung tinggi melayang
Saat jiwaku lelah ragaku lunglai terkapar
Krian Sidoarjo,15 Juli 2021
KERINDUAN DALAM LUKA Lilik Puji Astutik
Senja memeluk jingga penuh mesra
Sinarnya jatuh pada pohon cemara
Indah menawan hingga terkulai rasa
Bangkitkan rindu yang tak pernah reda
Kerinduan ini seperti angin yang berlalu
Semilir bernyanyi lagu sendu
Meratap dalam rasa yang terus membelenggu
Aku ingin menangis menjerit menghiba
Mengapa selalu saja tersayat luka
Saat rindu datang menghampiri jiwa
Kisah kita seperti bara api yang menyala
Saat mendekat pasti terbakar dilema
Saat menjauh hati tak bisa terima
Kerinduan ini seperti menikmati buah simalakama
Krian 13 Juli 2021
TERKURUNG RASA SEMU Lilik Puji Astutik
Pagi rejam rindu dengan luka
Tersentuh mawar tak beraroma
Hanya duri yang menancapkan bisa
Perlahan hati terkoyak dalam dekap derita
Mengapa harus merindu bila tak bisa bertemu
Mendekap mesra hanya bayangan semu
Hingga hati meratap pilu
Seharusnya tak hadir rasa yang pantas
Hingga membuat hati terkuras
Dalam jedah bathera yang kandas
Terkurung rasa semu
Hingga rasa menjerumus luka
Setangkai mawar pun telah melayu
Saat sadari rasa ini semakin sesakkan jiwa
Krian 8 Agustus 2021
KEMBALIKAN HATIKU Lilik Puji Astutik
Langit masih menyimpan berjuta misteri
Walau bertaburan berjuta bintang
Tak satupun yang dapat aku miliki
Hingga ingin rasanya aku terbang melayang
Mengapa tercipta rindu diantara suram kelabu
Yang membuat hati redup lelah menunggu
Dalam penantian yang tak pernah berlabuh
Purnama elok memancarkan cahaya
Bintang bercanda saat malam tiba
Sepi menyiksa hati yang penuh gelisah
Kembalikan hatiku jangan kau bawa pergi
Kan kukirim seribu doa dalam kesucian hati
Aku masih ingin menetap disini
Bersama bunga yang elok mewangi
Krian Sidoarjo, 6 Juni 2021
JIKA Lilik Puji Astutik
Panas membakar rasa dalam keresahan
Ilalang kering di tepi jalan berterbangan
Daun-daun kuning berguguran
Jatuh satu-satu dari dahan
Jika takdir adalah kepastian
Maka biarkan langkah kaki dalam keteguhan
Tak perduli apa yang menjadi rintangan
Selaksa doa menjadi pelipur harapan
Kala diri terbelenggu dalam ketidakpastian
Pasrah karena semua telah tergariskan
Jika raga tak ikut memiliki
Juga masa akan terakhiri
Maka biarkan semua tersudahi
Dalam kisah yang telah ditakdirkan ilahi
Krian Sidoarjo,2 Juli 2021
TERJERAT ILUSI Lilik Puji Astutik
Menggoda dan tergoda
Hati siapa yang bisa menebak rasa
Bila ilusi menari pada padang sahara
Bisakah hati akan berbunga
Benih terhempas angin berantakan
Tak jua tersemai dalam kekeringan
Lelah menanti dalam kegalauan
Menggoda dan tergoda
Rasa diam dan menetaplah didada
Jangan berharap untuk berjumpa
Hadirmu tak diinginkan
Jangan merajuk tetap diam
Biarlah waktu hanya memberi harapan
Tetaplah tersudut pada warna kelam
Krian Sidoarjo, 2 Juli 2021
ADAKAH RINDU KAN SAMPAI Lilik Puji Astutik
Kerinduan terbakar api kecewa
Dalam seribu tanya dalam hati
Rasa nyeri menusuk dada
Saat aksara lepas tak terkendali
Air banjiri mata hujan berderai menahan luka
Mengapa terus saja menghiba
Bila tak ada yang pedulikan rasa
Angkuhmu tingkat dewa
Dalam tahta yang tak bisa terjamah
Hati meramu rasa kecewa yang terus mendera
Adakah rindu kan sampai
Atau melayu saat rasa menggapai
Seperti bibit yang tersamai
Tanpa derai hujan yang membelai
Krian Sidoarjo,4 Juni 2021
RINDU RINDANG LUKA Lilik Puji Astutik
Gerimis masih menemani walau juni telah berlalu
Hati yang merindu kian beku
Adakah engkau tahu aku menunggu
Walau sejenak untuk bisa menatapmu
Rindu begitu rindang
Hatipun terus berdendang
Irama syahdu kasih sayang
Hasrat tak jua sampai
Hati tak jua bisa dirantai
Terus berlari mencari
Rindang rindu berbingkai luka
Kemana akan kutambatkan rasa
Bila langit hanya pejamkan mata
Saat melihat aku begitu merana
Krian Sidoarjo, 1 Juli 2021
MASIH KUSIMPAN SATU NAMA Lilik Puji Astutik
Langit kelam hujan datang
Kilat menyambar tatap nanar
Hati kian terbang melayang
Rindu dalam hati tak pernah pudar
Masih kusimpan satu nama
Yang selalu merobek hati dengan siksa
Merejam jiwa dengan luka
Seharusnya membuang kenangan tak berguna
Tak menyimpan untuk jadi damba
Karena takdir tak mungkin menyatukan rasa
Masih kusimpan satu nama
Yang sempurna menyiksa dalam kerinduan
Hingga tak sadar aku terjerat dalam dera
Yang menghukumku dalam kepiluan
Krian Sidoarjo, 30 Juni 2021
HARUSKAH AKU TERUS MERINDU Lilik Puji Astutik
Gerimis kecil menghias pagi
Gigilnya pilu menusuk hingga ke hati
Rasa begitu dingin hingga membalut sunyi
Sendiri meratapi nasib yang tak bisa dipahami
Seharusnya tanggalkan semua kisah
Agar jiwa terlepas dari gundah
Tak terbaring dalam dekapan gelisah
Haruskah aku terus merindu
Bila takdir tak menghendaki untuk bersatu
Seharusnya melepas semua kisah lalu
Aku masih seperti yang dulu
Memeluk kisah yang hangus terbakar jadi abu
Walau sakit tetap tergenggam dalam kalbu
Khianat yang kau beri terus menyayat hatiku
Krian 28 Juni 2021
RINDU TERHADANG SAMUDERA Lilik Puji Astutik
Tertatih hati melupa
Saat rindu mulai menggoda
Dalam diam hanya mampu meraba
Adakah kan tersampaikan semua rasa
Rindu terhadang samudera
Hati meminta untuk menatap mesra
Entah kapan kan berjumpa
Hanya setangkup doa
Yang mampu redam gejolak jiwa
Sadari tak pernah memilikinya
Duhai kelana rasa
Henti semua rindu yang tak biasa
Agar hati bisa menerima
Bahwa takdir tak pernah menyatukan raga
Krian Sidoarjo 26 Juni 2021
PEKAT Lilik Puji Astutik
Tersudut sepi dalam riuh rasa
Kerinduan seperti api yang penuh jelaga
Pekat menutup setiap sudut pandangan mata
Terus mencari dalam detak jantung jiwa
Gelap mengunci setiap pandangan hati
Lelah jiwa padamkan gejolak yang merajai
Ingin berhenti tapi keinginan terus berlari
Duhai jiwa-jiwa yang berkeliaran pada temaram
Tetaplah tenang dalam kelam malam
Jangan berlari terus ke sudut suram
Dalam pekat malam tanpa pelita
Pandangan nanar melangkah dalam gulita
Sepi mendayung rasa dalam doa
Semoga Tuhan mengampuni segala dosa
Krian Sidoarjo 15 Juni 2021
HUJAN MENIKAM RINDU Lilik Puji Astutik
Langit gulita meradang udara
Perlahan gerimis jatuh berderai
Hujan bernyanyi dalam aksara
Seperti memetik gitar yang tak berdawai
Hujan menikam rindu
Seperti rasa yang tak pernah tertelan waktu
Terus berharap bertemu walau tiada tentu
Angan terbang seperti layang-layang
Tertiup angin tinggi melayang
Tak tentu arah kemudian terbuang
Hujan datang bersama sambaran petir
Mengapa kisah itu terus terukir
Ingin semuanya berakhir
Saat hujan menikam rindu biarlah gigil mengecup getir
Krian Sidoarjo 24 Juni 2021
Komentar
Tulis komentar baru