Dari Hakimi Sarlan Rasyid untuk Sanggabuana Respati tentang puisi dalam bentuk #4334 berjudul SYAIR DAUN RETAK/
SYAIR DAUN RETAK
Aku meminang senyap
Tuliskan syair kelopak
Ranggas dan retak
Melayang tanpa sayap
Kau biarkan aku mengapung
Terbang ke bukit tandus
Terbungkus langit yang mendung
Hujan tiada turun membeku
Sampai kujatuh diam tersungkur
Kering kerontang dan kaku
Serupa menimang harap
Aku melayang rapuh
Dalam angin gemuruh
Hilang dan lenyap
Cimahi, 30/07/2020
Sebagai penggagas bentuk puisi #4334 kakek mengucapkan terima kasih atas kesediaanmu menulis puisi ini.
Berikut ini adalah telaah atas gubahanmu.
- pola bait dan baris sudah betul,
- yang harys diperbaiki adalah pola persamaan bunyi pada akhir tiap bait,
- bait pertama dan keempat polanya adalah : aaaa, atau abab, atau aabb, atau bbaa.
- bait kedua dan ketiga polanya bebas terikat. Bebas artinya bolah aaa, bbb. Terikat artinya jika bait kedua berpola abc maka bait ketiga harus abc juga. Jika bait kedua berpola aba maka bait ketiga harus aba juga.
SYAIR DAUN RETAK yang kaugubah semua baitnya tidak seperti yang diharuskan.
Bukan hanya persamaan bunyi tapi juga persamaan tulisannya.
Pada bait pertama jika akan bunyi ak maka semuanya harus ak. Jika akan berbunyi ap maka semuanya harus berbunyi ap. Jika baris pertamanya ak dan baris keduanya ap maka baris ketiga harus ak dan baris keempat harus ak.
Demikian telaah kakek atas puisi gubahanmu.
Sekali lagi kakek ucapkan terima kasih atas kesediaanmu meluangkan waktu untuk menggubah puisi dalambentuk #4334.
Kotabaru Karawang, 30 Juli 2020_2058
Hakimi Sarlan Rasyid
KABUT LUKA
Sanggabuana Respati
Lebur hatiku kasih
Ketika bulan bersih
Engkau langkah berlalu
Menitip rasa kelu
Bersideku daku di rerumput
Menghitung sunyi dalam kabut
Mendekap luka yang larut
Cimahi, 16/07/2020Untuk
RUNTUHAN HATI
Sanggabuana Respati
Air melebur ombak
Seperti anyaman riak
Menyapu pasir tersibak
Nyiur bergetar berteriak
Begitu hatiku luruh tergulung
Memanggil-panggil tangan melambai
Kau pergi sampan terapung
Tersuruk jiwa sedalam palung
Coba berenang lalu menggapai
Setinggi gunung terbang melambung
Tiada kau dengar
Sungguhpun hati berdebar
Hingga kian nanar
Sukma jatuh terkapar
Cimahi, 18/07/2020
SAJADAH MALAM
Sanggabuana Respati
Jiwa itu bersenggama
Beralas malam kelam
Mempertanyakan tikaman karma
Sisa kembara malam
Lama sudah hujan menepi
Bertaut lumpur tiada rumputan
Terpeleset jatuh dalam sepi
Air mata sesalan terbakar
Mencari hangat dekapan Tuhan
Melaut di sajadah terhampar
Sukma itu terbang
Beriring doa melayang
Memohon segala ampunan
Tunjukkan lurus jalan
Cimahi, 17-07-2020
SAJAK DOA BAGI SAPARDI DJOKO DAMONO
Sanggabuana Respati
Guntur itu berteriak
Pagi masih muda
Menusuk relung dada
Aku menunduk sejenak
Telah berpulang dari pelukan
Teriring sajak duka lara
Guru yang tiada mengajarkan
Puisi sunyi dalam dekapan
Bertabur bunga tiada tara
Berwujud doa di pemakaman
Malaikat terbang berarak
Melantunkan seribu puji
Al'fatihah pada Illahi
Penghantar tidur nyenyak
Cimahi, 19/07/2020
YANG DATANG YANG BERPULANG
Sanggabuana Respati
Yang datang dariNya
Buku langkah kehidupan
Yang berpulang padaNya
Membawa bekal catatan
Datang disambut gema Adzan
Pergi dihantar ribu tangisan
Yang tertinggal hanya amalan
Diingat kenangan sepanjang jalan
Terpatri dalam benak ingatan
Seraya menunggu waktu panggilan
Yang datang mengisi
Yang pergi berganti
Datang pergi pasti
Takdir bukan tradisi
Cimahi, 19/07/2020
LUKA SANG DARA
Sanggabuana Respati
Malam tanpa bulan
Kabut turuni pagar
Memeluk rumput halaman
Bunga gigil gemetar
Dara duduk seorang diri
Menghitung gemintang tanpa rembulan
Mencuri remang cahya mentari
Ditiupkannya keluh yang nyeri
Pada labirin penghujung jalan
Hingga kabut hilang berlari
Menepis padam kekalahan
Biarkan bulan membakar
Rindu dendam dilupakan
Luka turut terhampar
Cimahi, 29/08/2020
Komentar
Tulis komentar baru