Bayang-bayang Tanpa Kenang
oleh edi sst
Bayang-bayang pun tanpa kenang
Setelah kutikam rembulan
Dan kutikam matahari
Kini aku sendiri
Bersamamu, gadis berdahi suci
Saat kusingkirkan juga desah angin
Kau berkata, biarkan dia membawa kabar
Bersama embun yang menetes di ranting pagi
Di sini tubuhku meruap di kanal tepi hutan
Menatap kutukan di persimpangan jalan
Kucari jejak-jejak tua yang tak terbaca
Akankah bebatuan memperkuat jalan
Sedang sekuncup kembang enggan
Bersemi di sela-sela retakan
Di sana dingin memagut leherku
Begitu sempurna kabut menyelimut, tanpa deru
Perlahan kuusap debu di butir tasbih yang membeku
Kini aku sendiri
Bersamamu, gadis berdahi suci
Kutikam matahari dan rembulan
Bayang-bayang pun tanpa kenang
Jalan-jalan lengang
Semarang, Awal Januari 2013
Komentar
Sajak kegalauan
diksi sajak ini sangat membuat orang berfikir, meskipun mudah untuk memahami sajak ini, ada beberapa bagian yang menarik untuk saya cermati sedikit, dan sebatas kemampuan saya untuk mencermatinya, dalam sajak ini ada beberapa bagian, yang harusnya itu bersambung menjadi terputus, sehingga mengaburkan makna seperti dalam bait
Akankah bebatuan memperkuat jalan
Sedang sekuncup kembang enggan
Bersemi di sela-sela retakan
dst...
pada bagian ini yang terjadi pemenggalan kata yang agak meragukan makna, mungkin maksud penulis adalah demikian, mohon maaf sebelumnya
Akankah bebatuan memperkuat jalan
Sedang sekuncup kembang enggan bersemi
di sela-sela retakan
...
makna bait ini ada keraguan dan kebimbangan pada satu keadaan, sementara disisi lain ada harapan yang tak mungkin terjadi
secara keseluruhan sajak ini bagus
kecermatan ...
ahahay ...
terima kasih, Bang Ali, telah sudi mampir ke sini
komentar Abang sungguh cermat, terutama ttg makna keragu2-an
hanya, sy memang lebih suka persamaan bunyi
lebih indah terdengar, lbh menyiram ...
salam hangat, Bang Ali ... :)
.
saya yulia, saya baru disini pak :)
sajak-sajak bpak bgus :)
saya rasa bpak telah lama bergelut di dunia sastra
ingin menimba ilmu dgn bpak :)
puisinya bagus, menyentuh..
puisinya bagus, menyentuh..
sebagai penikmat ...
@ Yulia Prastika : sy lbh lama sebagai penikmat sastra. sebagai penulis puisi, saya masih hrs byk belajar jg. marilah kita brsama2 belajar, Yulia. yg penting, beranilah menulis dan mempostingnya di sini. kita bs saling belajar di sini. Nah, ayo nulis, Yulia. Tks, telah mampir. salam hangat dari semarang ... :)
@ Lilis Melisa : seberapa kau tersentuh, Lis? dgn puisi kita bisa mengasah rasa. semoga bisa menikmati puisi2 saya yg sederhana ini. Tks, tlh sudi mampir ke lapak saya. salam hangat untukmu. Ayo menulis, Lis.
jatuh cinta pada puisi2 mu pak
ajari saya menulis puisi seindah ini pak ^_^
bu guru ...
ahahay ...
Aghni, bgm sy ngajari kamu?
btw, belajarlah menulis puisi dgn banyak2 membaca puisi2
yang bagus2 karya para sastrawan kita
ketika kamu bisa membaca scr produktif puisi2 tsb,
bisa jadi kamu bisa mencoba menulis puisi sendiri
sbg guru bhs indo pasti kamu bisa melakukan itu
lalu, posting trs puisi2-mu di sini ... :D
PUISI HATI
Saya harus membaca beberapa kali untuk kemudian bisa memahami maknanya. Bait - Bait sunyi yang mengingatkan saya pada saat2 sendiri dan sepi. Kutikam rembulan.... Dan kutikam matahari..
Salud mas dan salam kenal :)
Mas Jufri ...
terima kasih atas apresiasi Mas Jufri
terhadap puisi sy yg sangat sederhana ini
kesunyian bs memunculkan dendam kpd mentari/rembulan
walau kdg justru memunculkan kerinduan
salam kenal juga, Mas ... :)
aku terperangah
bait indah penuh tanya..
menyentuh sukma yang haus akan karya
ajarkan tangan ini merangkai aksara
walau ku bukan seorang pujangga'''
Tulis komentar baru