Setegar mendung
menahan laju gerimis menderai
memburaikan lara
membiarkan debu-debu riang berjingkrakan
sebelum datang sayup dipelupuk mata
berdarah sudah nurani berduri
pahit jelas titian hati
singgahi setiap ruang
yang selalu luka terperi
jauh sudah jarak kau tempuh
jejak tapakmu masih tampak jelas terpatri
di dalam lumpur
di carut-marut jalanan kampung
di hiruk-pikuk sibuknya kota
disenyum wajah-wajah lugu
di kerut dahi-dahi tua
bahkan sampai disunyi sepi el-maut
setiap derai adalah doa untukmu
yang menetes dari kemelut sukma
ku biarkan mengalir hening tak berarus
sampai kelak tiba diperhentian
berdarah dan berduri
- 6647 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru